Bisnis.com, JAKARTA – PT Toyota Astra Motor (TAM) mengumumkan recall atau penarikan kembali sejumlah produk untuk dicek dan diperbaiki karena permasalahan pada pompa bahan bakar. Toyota Avanza diketahui masuk dalam program tersebut.
Recall yang dilakukan Toyota bermula saat produsen komponen Denso menyatakan produk pompa bahan bakar atau fuel pump buatannya mengalami masalah. Denso melaporkan hal ini ke National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) pada April 2020.
Pada Mei 2020, Denso lantas menarik kembali 2 juta fuel pump bertekanan rendah yang rawan gagal. Pompa bahan bakar tersebut dijual ke sejumlah produsen mobil, seperti Ford, Honda, Mazda, Subaru, Toyota dan Mitsubishi.
Toyota Motor Corporation memulai pengumuman recall sebanyak 3,2 juta unit karena masalah fuel pump pada Maret 2020. Kemudian bulan Oktober 2020, Toyota kembali mengumumkan recall sehingga totalnya mencapai 5,84 juta unit di seluruh dunia.
Mengikuti arahan prinsipal, TAM pada Agustus 2020 menyatakan ada 36.841 unit mobil terkena recall fuel pump di Indonesia. Ini terdiri atas model Alphard tahun produksi 2017-2018, Corolla 2018, FJ Cruiser 2013-2014, Innova, Fortuner, dan Hilux 2017-2019.
Namun, saat itu, TAM belum mengumumkan bahwa Avanza masusk ke dalam daftar recall. Sampai akhirnya, Toyota di Malaysia menarik kembali 3.923 unit Avanza, yang diduga mengalami permasalahan pada pompa bensin atau fuel pump pada Maret 2021.
Avanza di Malaysia merupakan mobil yang diimpor secara utuh dari hasil produksi pabrik Astra Daihatsu Motor (ADM) di Indonesia. Menurut laporan Toyota Malaysia, model Avanza yang terdampak diproduksi pada Oktober 2017 sampai dengan Juni 2019.
Baca Juga : Ribuan Avanza Kena Recall |
---|
Komponen pompa bahan bakar atau fuel pump yang bermasalah dapat memungkinkan mesin berhenti beroperasi atau tidak dapat dinyalakan. Hal tersebut karena fuel pump berfungsi mengalirkan bahan bakar dari tangki ke mesin.
Kemungkinan terbesar dari masalah itu adalah impeller atau baling-baling rotor di dalam pompa bahan bakar memuai dan berubah bentuk, kemudian bergesekan dengan bagian di sekitarnya, sehingga impeller berhenti berputar.
Potensi mekanisme baling-baling yang berubah bentuk itu menyebabkan mesin menjadi kasar dan mati dalam kecepatan rendah. Dalam kemungkinan terendah, hal itu bisa terjadi ketika kendaraan sedang melaju dalam kecepatan tinggi, sehingga dapat menimbulkan kecelakaan.