Bisnis.com, JAKARTA – Pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) bagi mobil tertentu sebesar nol persen pada Maret – Mei 2021 berimbas pada penurunan harga mobil Suzuki. Hal ini diproyeksi mampu meningkatkan kinerja penjualan ritel PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) hingga 20 persen.
4W Marketing Director SIS Donny Saputra mengatakan bahwa dua model Suzuki yang mendapatkan insentif PPnBM, yakni Ertiga dan XL7, mampu meningkatkan volume penjualan menjadi 6.250 – 6.500 unit per bulan.
“Kami sudah studi bahwa dampak [PPnBM] terhadap kenaikan angka penjualan Suzuki, kira-kira di angka 20 persen. Ini adalah estimasi kami,” ujarnya dalam jumpa pers virtual, Kamis (4/3/2021).
Dia menambahkan bahwa Suzuki menargetkan pangsa pasar sebesar 13 persen dari total pasar, yang diprediksi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mencapai 750.000 unit pada 2021.
Berdasarkan data Gaikindo, Suzuki mencatatkan penjualan ritel sebanyak 72.389 unit sepanjang Januari–Desember 2020, dengan pangsa pasar sebesar 12,5 persen dari total market yang mencapai 578.762 unit.
“Jika mengacu pada target market share sebesar 13 persen, penjualan mobil Suzuki akan berada di kisaran 97.500 unit tahun ini," ujar dia.
Donny optimistis bahwa target tersebut dapat diraih sejalan dengan relaksasi PPnBM yang digulirkan pemerintah. Kebijakan tersebut dapat menjadi angin segar bagi industri otomotif untuk kembali bergeliat, setelah digilas pandemi Covid-19 pada tahun lalu.
Menurutnya, ada tiga faktor untuk menstimulasi pasar roda empat di Indonesia, yakni kondisi pertumbuhan ekonomi, regulasi, dan produk. Suzuki, sebagai pelaku industri, sejauh ini hanya bisa memberikan stimulus melalui penawaran produk baru pada konsumen.
Namun, dengan adanya tambahan stimulus dalam bentuk relaksasi PPnBM, hal tersebut memberikan harapan besar kepada industri otomotif di Indonesia supaya mampu meningkatkan volume penjualan pada tahun ini.
“Kami optimistis insentif yang diberikan bisa mendongkrak performa industri otomotif dan menjadi salah satu katalis pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tuturnya.