Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penurunan Penjualan Mobil RI Terparah se-Asean, PPnBM Akan Menolong?

Menurut data AAF, yang dikutip pada Rabu (24/2/2021), penjualan kendaraan roda empat atau lebih di Indonesia mencapai 532.027 unit pada 2020. Jumlah itu anjlok 48,4 persen dibandingkan tahun 2019, yang membukukan 1,030 juta unit kendaraan.
Dealer Mobil Auto2000. /Auto2000
Dealer Mobil Auto2000. /Auto2000

Bisnis.com, JAKARTA – Laporan Asean Automotive Federation (AAF) menunjukkan penurunan penjualan otomotif di Indonesia sepanjang tahun lalu menjadi yang tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara.

Menurut data AAF, yang dikutip pada Rabu (24/2/2021), penjualan kendaraan roda empat atau lebih di Indonesia mencapai 532.027 unit pada 2020. Jumlah itu anjlok 48,4 persen dibandingkan tahun 2019, yang membukukan 1,030 juta unit kendaraan.

Penurunan sebesar 48,4 persen itu menjadi yang tertinggi jika dibandingkan tujuh negara lainnya yang tercatat dalam data AAF, yakni Thailand, Malaysia, Filipina, Singapura, Vietnam, Myanmar, dan Brunei.

Dalam laporan AAF, hampir semua negara tersebut mencatatkan penurunan, kecuali Brunei, yang mampu menumbuhkan penjualannya sebesar 5 persen pada tahun lalu. Adapun, Filipina mencatatkan penurunan 40 persen dan Singapura 38 persen.

Secara keseluruhan, total penjualan di Asean pada tahun lalu mencapai 2,453 juta unit. Turun hampir 30 persen bila dibandingkan kinerja penjualan 2019, yang tercatat 3,458 juta unit.

Dari sisi produksi, kinerja industri otomotif di Indonesia juga turut melemah sebesar 46,4 persen. Tahun lalu, produksi kendaraan roda empat atau lebih mencapai 690.150 unit, menurut data AAF.

Berkaca dari hal tersebut, pemerintah Indonesia lantas menggelontorkan insentif pajak untuk menolong industri otomotif keluar dari krisis. Sebab, jika tidak, akan ada sejumlah dampak buruk yang hinggap di sektor ini.

Seperti yang dikatakan Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi, berlarutnya pelemahan pasar otomotif di Indonesia dapat memicu penutupan sebagian produksi dan terjadinya pengurangan karyawan.

Untuk itu, pemerintah memberikan relaksasi pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah atau PPnBM-DTP bagi industri otomotif nasional. Kebijakan ini diyakini membawa dampak positif ke sejumlah sektor pendukung otomotif.

Dengan relaksasi pajak tersebut, harga mobil baru diharapkan jauh lebih murah, sehingga memacu konsumen membeli mobil baru. Peningkatan penjualan mobil dapat mendorong agen pemegang merek (APM) mobil memacu produksinya lebih dari tahun lalu.

Penerapan insentif ini diperkirakan dapat menurunkan harga kendaraan bermotor roda empat berkapasitas mesin 1.500 cc (termasuk sedan), berpenggerak 4x2, dan memiliki kandungan komponen lokal sebesar 70 persen.

Insentif sebesar 0 persen akan berlaku mulai 1 Maret 2021 sampai dengan Mei. Sementara itu, pemerintah akan menanggung 50 persen PPnBM pada Juni – September dan Oktober hingga akhir tahun 2021 pajak yang ditanggung pemerintah sebesar 25 persen.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan relaksasi PPnBM diproyeksikan mampu mengerek produksi sektor otomotif hingga 81.752 unit.

“Kebijakan tersebut juga akan berpengaruh pada pendapatan negara yang diproyeksi terjadi surplus penerimaan sebesar Rp1,62 triliun,” ujar Airlangga.

Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto menuturkan bahwa kehadiran insentif tersebut dapat mendorong realisasi target penjualan kendaraan bermotor, yang diproyeksi tembus 750.000 unit pada tahun ini.

Dari sisi pelaku industri, Donny Saputra, 4W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), menyatakan pihaknya mengapresiasi langkah pemerintah yang memberikan insentif pajak untuk mendorong kinerja industri otomotif.

Dia menuturkan ada tiga faktor kuat untuk menstimulasi pasar roda empat di Indonesia, yakni kondisi pertumbuhan ekonomi, regulasi, dan produk.

Menurutnya, dengan adanya tambahan stimulus dalam bentuk relaksasi PPnBM, hal tersebut memberikan harapan besar kepada industri otomotif di Indonesia untuk mampu meningkatkan volume penjualan pada 2021.

“Kami optimistis insentif yang diberikan bisa mendongkrak performa industri otomotif dan menjadi salah satu katalis pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tuturnya.

Berikut adalah kinerja penjualan mobil di Asean sepanjang Januari - Desember 2020:

1. Indonesia: 532.027 unit (-48%)

2. Filipina: 223.793     unit (-40%)

3. Singapura: 56.423 unit (-38%)

4. Thailand: 792.146 unit (-21%)

5. Myanmar: 17.707 unit (-19%)

6. Malaysia: 522.573 unit (-14%)

7. Vietnam: 296.634 unit (-8%)

8. Brunei: 12.505 unit (5%)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler