Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja industri otomotif dinilai akan tetap bertumbuh menuju kondisi normal meski insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) 0 persen terhadap kendaraan bermotor tidak diberlakukan.
Tauhid Ahmad, Direktur Eksekutif Indef, mengatakan penjualan mobil di dalam negeri telah mengalami pertumbuhan meski tanpa PPnBM 0 persen.
Menurutnya, berdasarkan data CEIC, penjualan ritel mobil sempat mengalami penurunan tajam saat kuartal II/2020. Namun, kondisi itu berangsur pulih untuk semua jenis kendaraan, termasuk yang menjadi sasaran PPnBM.
“Data ini menunjukkan bahwa konsumen sebenarnya punya kemampuan daya beli pada saat pandemi tetapi dia menahan pembelian,” ujarnya dalam diskusi daring, Minggu (22/2/2021).
Dia menambahkan bahwa untuk mencapai penjualan satu juta unit, industri otomotif butuh melego lebih dari 80.000 unit per bulan ke konsumen. Tauhid meyakini bahwa untuk mencapai jumlah tersebut tidak membutuhkan waktu lama. “Saya kira pertengahan tahun akan normal apalagi kalau ada PPnBM,” tuturnya.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pemerintah memberikan insentif penurunan PPnBM untuk kendaraan bermotor untuk mendorong produktivitas, penjualan dan daya saing industri otomotif yang terdampak pandemi Covid-19.
Baca Juga
Dia menilai langkah tersebut perlu dilakukan karena pemerintah ingin meningkatkan kembali pertumbuhan industri otomotif, sehingga tetap menjadi sektor yang berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional.
Dia menegaskan industri otomotif merupakan salah satu sektor andalan yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional. Saat ini, terdapat 22 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang ada di Indonesia.
Sektor otomotif juga telah menyumbangkan nilai investasi sebesar Rp99,16 triliun dengan total kapasitas produksi mencapai 2,35 juta unit per tahun dan menyerap banyak tenaga kerja langsung dan tidak langsung.
Kemenperin mencatat industri kendaraan bermotor roda dua dan tiga memiliki 26 perusahaan dengan total nilai investasi mencapai Rp10,05 triliun. Adapun, kapasitas produksi mencapai 9,53 juta unit per tahun dan menyerap tenaga kerja hingga 32.000-an orang
“Bahkan, dari sektor otomotif ini memberikan dampak luas kepada lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut,” ungkapnya.