Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Motor Listrik di Rwanda Melonjak, Pabrikan Kewalahan

Pabrikan sepeda motor listrik asal Rwanda, Ampersand kewalahan memenuhi tingginya permintaan sepeda motor listrik dari para konsumennya.
Ampersand yang berbasis di Rwanda ingin membantu semua pengendara sepeda motor beralih ke listrik dan membantu mereka menghemat uang dan lingkungan pada saat yang bersamaan. /ampersand.solar
Ampersand yang berbasis di Rwanda ingin membantu semua pengendara sepeda motor beralih ke listrik dan membantu mereka menghemat uang dan lingkungan pada saat yang bersamaan. /ampersand.solar

Bisnis.com, JAKARTA – Pabrikan sepeda motor listrik asal Rwanda, Ampersand kewalahan memenuhi tingginya permintaan sepeda motor listrik dari para konsumennya.

Seperti yang diberitakan Bloomberg, Rabu (23/12/2020), sekitar 7.000 konsumen mengantre untuk memesan motor listrik, tetapi perusahaan itu hanya mampu mengirimkan 40 unit pada akhir Maret 2021.

Bagi CEO Ampersand Josh Whale, melonjaknya permintaan itu menunjukkan bahwa populasi di Afrika tidak puas dengan tren bekas dari negara-negara makmur, sehingga mereka tidak sabar untuk mencoba teknologi terkini.

“Negara-negara di sini melompati telepon rumah dan langsung beralih ke telepon seluler, dan melompati keuangan konvensional ke uang digital. Sekarang pertumbuhan Afrika melompati tenaga bensin untuk beralih ke kendaraan listrik,” ujarnya.

Momentum di benua ini menjadi sangat kuat karena pertumbuhannya yang sangat cepat. Populasi di Afrika diprediksi meningkat dua kali lipat pada 2050 dan aliran dana besar mengalir untuk menumbuhkan serta menstabilkan jaringan listrik.

Energi terbarukan setidaknya telah menyumbang hampir 90 persen dari pasokan energi di beberapa negara di Afrika, menurut Badan Energi Terbarukan Internasional.

Alhasil, perusahaan sepeda motor listrik bermunculan di seluruh wilayah dalam dua tahun terakhir. Di Rwanda ada perusahaan Ampersand dan Safi, Kenya terdapat ARC Ride dan Ecobodaa yang akan segera diluncurkan, serta Bodawerk dan Zembo di Uganda.

“Di Afrika Timur, pasar sudah siap. Pembuat kebijakan melihat manfaat dari segi penghematan uang, penghematan bahan bakar, dan kapasitas jaringan. Hal itu menunggu kita,” ujar Josh Whale.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dionisio Damara
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper