Bisnis.com, JAKARTA - Relaksasi pajak mobil 0 persen yang sampai saat ini belum terealisasi turut memengaruhi keputusan konsumen di segmen mobil mewah, sehingga berbuntut pada penundaan pembelian.
Jodie O’tania, Director of Communications BMW Group Indonesia, mengatakan bahwa isu relaksasi pajak mobil baru membuat sejumlah pelanggan BMW menunda pembelian dan menunggu kebijakan itu diterapkan.
"Kami dengar dari laporan sejumlah dealer kami bahwa pelanggan ada yang menunda pembelian karena menunggu keputusan keluar, sebab nantinya akan ada perbedaan harga," ujar Jodie dalam diskusi virtual, Jumat (15/10/2020).
Menurut Jodie, pemerintah perlu memberi kepastian terkait dengan isu tersebut, sehingga konsumen tidak berpotensi wait and see dalam membeli mobil baru.
"Yang pasti kami menghargai dan support rencana tersebut. Semoga ke depannya bisa dilakukan dengan waktu singkat, sehingga pelanggan tidak menunggu lama dan mendapatkan kepastian," tutur Jodie.
Deputy Director Sales Operation and Product Management Mercedes-Benz Distribution Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto menuturkan, usulan relaksasi pajak mobil baru adalah stimulus yang tepat untuk menggerakkan kembali sektor otomotif.
Baca Juga
"Kami melihat stimulus yang secara singkat dapat menggerakkan pasar adalah dengan relaksasi dari sisi perpajakan. Stimulus ini sudah terbukti berhasil diterapkan oleh negara tetangga kita Malaysia," ujarnya.
Kariyanto berharap usulan relaksasi pajak tersebut dapat segera diputuskan, sebab jika tidak, hal itu akan membuat pasar wait and see karena pelanggan menunda keputusan untuk membeli kendaraan.
"Dan itu akan membuat kondisi semakin berat bagi pelaku pasar," ucapnya.