Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan Kijang Innova facelift, yang baru diluncurkan pada Kamis (15/10/2020), diharapkan mampu menembus angka penjualan 2.000 hingga 2.500 unit per bulan.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy mengatakan bahwa target tersebut tidak terbilang ambisius, mengingat kondisi pasar yang masih tertekan oleh pandemi Covid-19.
"Kami harap situasinya kembali pulih dan untuk Innova kami rasa bisa menjual 2.000 sampai dengan 2.500 unit per bulan di tengah situasi saat ini," ujarnya dalam konferensi pers virtual.
Anton menambahkan, peluncuran model baru Innova ini diharapkan dapat menstimulasi pasar dan menggerakkan konsumen untuk membeli. Dengan demikian, industri otomotif Indonesia bisa secara perlahan mengalami pemulihan.
"Jujur saja, tahun ini cukup dinamis karena pergerakannya sulit diprediksi. Sebab, banyak hal yang tidak bisa kita kontrol secara langsung seperti perkembangan Covid-19, produk domestik bruto (PDB), sampai skema kredit," tuturnya.
TAM memasarkan Kijang Innova facelift dalam 12 varian (Kijang Innova) dan 4 varian (Venturer) dengan harga jual mulai dari Rp 337,6 juta Rp 495,7 juta. Adapun harga sebelumnya adalah Rp326,05 juta hingga Rp482,6 juta. Artinya, model ini mengalami kenaikan harga Rp11 juta hingga Rp13 juta.
Baca Juga
Tipe G dan V merupakan model yang menjadi tulang punggung penjualan selama ini. Pada Kijang Innova 2020, ditawarkan varian luxury grade. Sebelumnya, varian luxury grade hanya tersedia pada varian Venturer.
Menurut Anton, penjualan Kijang Innova tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun lalu karena pandemi virus corona baru (Covid-19). Jika rata-rata penjualan Innova tahun lalu mencapai 4.000 - 5.000 unit per bulan, di kondisi pandemi Covid-19 ini turun hingga setengahnya.
Sepanjang tahun lalu, Kijang Innova mencatat total penjualan wholesales sebanyak 52.981 unit atau mencatat rata-rata penjualan 4.425 unit per bulan.
Pada Januari-Agustus 2020, penjualan Toyota Kijang Innova hanya mencapai 17.621 unit. Penjualan ini menurun drastis dibandingkan dengan tahun sebelumnya, karena tertekan pandemi Covid-19.