Bisnis.com, JAKARTA - Inovasi menjadi landasan bagi produsen sepeda Inggris, Brompton Bicycle untuk menangkal plagiarisme yang kerap terjadi di tiap sektor bisnis. Apalagi?
CEO Brompton Bicycle Will Butler-Adams mengatakan bahwa inovasi merupakan satu-satunya pertahan terbaik dalam menghadapi plagiarisme. Dengan inovasi, perusahaan secara berkala meningkatkan nilai tambah yang akan sulit dikejar oleh para penjiplak.
"Pertahanan terbaik terhadap penyalinan adalah inovasi. Anda menambah nilai, meningkatkan produk. Masa inkubasi untuk inovasi adalah sekitar tiga tahun. Bergerak lebih cepat daripada mesin fotokopi adalah taktik terbaik," ujarnya dikutip dari Bikebiz, Selasa (21/7/2020).
Brompton dirancang oleh Andrew Ritchie pada tahun 1975. Sepeda-sepeda tersebut selalu diproduksi di London. Pada awal 1990-an Brompton melisensikan desainnya ke Euro-Tai Taiwan, dan perusahaan patungan, Neobike, yang dibentuk untuk memproduksi sepeda dan mendistribusikannya di Asia.
Namun, seiring berjalannya waktu, sepeda lipat itu mulai mengalami masalah kontrol kualitas dan pemalsuan, yang kadang berakhir hingga ke pengadilan. Sepeda Brompton palsu sangat mudah ditemukan platform dagang-el China, meskipun mereka tidak dilabeli sebagai Brompton.
"Sangat menyedihkan bahwa ada sebuah sepeda yang berpura-pura menjadi kami, menjual reputasi kami dan sepanjang waktu, energi dan pekerjaan yang kami berikan untuk memberikan reputasi itu, dengan memperhatikan apa yang kami hasilkan," tutur Will yang menjadi CEO sejak 2008.
Baca Juga
Menurut Will, setiap pabrikan sepeda dapat menjiplak Brompton. Namun, pabrikan tersebut tidak akan pernah bisa melakukannya dengan benar. Will mengatakan bahwa Brompton telah menghabiskan 30 tahun untuk terus mengembangkan produk-produknya.
Di Indonesia, Brompton dijual melalui tiga dealer resmi, yakni Velomix Bike Shop, One Bike Shop, dan Spin Warriors. Sepeda ikonik ini rerata di jual dalam rentang Rp30 juta hingga Rp40 juta.
Beberapa waktu lalu, media sosial Tanah Air dikejutkan oleh informasi dari Brompton Bicycle yang mencari sepeda curian dan dikabarkan sempat terlacak tengah dijual di sebuah situs jual-beli Indonesia pada akhir Juni.
Hal ini kemudian membuat geger komunitas sepeda Brompton Indonesia, karena sepeda curian tersebut adalah satu dari 1.000 sepeda yang khusus diproduksi Brompton untuk program "Wheels for Heroes" (WFH) dan seharusnya tidak diperjualbelikan.