Bisnis.com, JAKARTA – Setelah mengalami peningkatan penjualan pada Mei, pasar mobil di China kembali merosot pada Juni 2020. Hal ini pun menggambarkan bahwa pasar mobil terbesar di dunia ini menghadapi pemulihan secara bergelombang.
Seperti yang diberitakan Bloomberg, Rabu (8/7/2020), penjualan ritel sedan, sport utility vehicle, minivan dan kendaraan multiguna turun 6,5% menjadi 1,68 juta unit secara tahunan. Adapun, realisasi penjualan pada Mei diketahui sempat meningkat 1,9% dibandingkan tahun lalu.
Penurunan tersebut seolah menjadi kemunduran bagi industri otomotif China yang mengharapkan pemulihan sejak pandemi Covid-19 mereda dan dealer kembali beroperasi. Tantangan semakin berat karena aplikasi transportasi daring kian mengurangi kebutuhan mobil.
Selain itu, teknologi baru yang berkembang cepat seperti motor listrik juga diproyeksikan mendorong konsumen untuk menunda pembelian mobil baru.
Di sisi lain, merek-merek premium, seperti BMW dan Mercedes-Benz mengalami pemulihan lebih cepat karena dibantu oleh permintaan konsumen kelas atas, sedangkan merek lokal yang memiliki harga lebih murah justru masih terpukul.
Sementara di pasar menengah, kinerja penjualan lebih beragam. Nissan Motor Co, semisal, mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 4,5%, sedangkan Honda Motor Co turun 4,1%. Adapun Geely Automobile Holdings Ltd. dari China mengalami lonjakan penjualan 21%.
Baca Juga
Penjualan kendaraan energi baru (NEV), termasuk mobil listrik, juga terus menurun. Penjualan NEV turun 35% menjadi 85.600 unit, menyusul penurunan 26% pada Mei, serta 30% di bulan April dan 49% pada Maret. Tesla Inc. menyumbang sekitar 23% untuk penjualan mobil listrik.
Sekretaris Jenderal Passenger Car Association (PSA) China, Cui Dongshu, mengatakan industri otomoti Negeri Tirai Bambu diprediksi melemah sekitar 10% sepanjang tahun ini. Hal tersebut dipicu oleh dampak besar yang diciptakan oleh penyebaran virus corona pada awal 2020.