Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan mobil di Eropa menunjukkan tanda-tanda awal pemulihan pada Mei 2020 ketika showroon dibuka kembali setelah penutupan dua bulan karena pandemi virus corona.
Dilansir Bloomberg, Kamis (18/6/2020), Asosiasi Produsen Mobil Eropa menyatakan, pendaftaran mobil baru di seluruh wilayah meningkat 78 persen dari April 2020, meski secara year-on-year turun 57 persen, yang terburuk sejak 1990.
Namun, bentuk pasti dari pemulihan potensial masih belum jelas karena pembuat mobil seperti Volkswagen AG dan Fiat Chrysler Automobiles NV bersiap belum mengumumkan pendapatan kuartal kedua yang kemungkinan anjlok karena pandemi. Di AS, Ford Motor Co. memperkirakan kerugian US$5 miliar untuk kuartal kedua tahun ini.
Menurut Michael Dean dari Bloomberg Intelligence, penjualan telah turun 43 persen selama lima bulan pertama tahun ini, sebagai tanda bahwa rebound akan memakan waktu. Penjualan mobil Eropa diperkirakan menurun sebanyak seperlima pada 2020.
Semua negara Eropa menunjukkan penurunan persentase dua digit bulan lalu, meskipun beberapa di antaranya lebih baik daripada yang lain. Registrasi kendaraan di Jerman juga menurun sekitar setengahnya, sementara Spanyol turun hampir 73 persen.
Industri berharap konsumen mulai akan mendorong peningkatan konsumsi musim panas ini dengan beralih ke mobil untuk liburan alih-alih terbang ke tujuan yang jauh. Di AS, pelanggan berbondong-bondong membeli kendaraan sport dan truk pada Mei yang memacu penjualan.
Baca Juga
Sinyal positif lain datang dari China di mana penjualan mobil naik untuk pertama kalinya dalam hampir setahun terakhir bulan lalu. Wilayah ini telah menjadi fokus bagi para pembuat mobil Eropa yang berharap penjualan di China dapat menutupi anjloknya permintaan dalam negeri.
Sementara itu, perusahaan sedapat mungkin memangkas biaya. Prancis Renault SA mengumumkan akan mengurangi staf di seluruh dunia, sementara pemasok otomotif Jerman ZF Friedrichshafen AG berencana untuk memangkas sebanyak 15.000 posisi. Secara total, industri otomotif Eropa telah mengumumkan lebih dari 50.000 PHK sejak dimulainya pandemi, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Pembuat mobil dan dealer masih memiliki persediaan tinggi. Dengan peningkatan produksi, persediaan mobil terancam menumpuk jika penjualan tidak pulih dengan cepat, yang dapat menyebabkan PHK lebih banyak lagi.Pemerintah Eropa berusaha untuk menopang permintaan dengan program stimulus, meskipun tidak semua ditargetkan secara langsung pada industri otomotif.
Jerman pekan lalu meluncurkan paket 130 miliar euro (US$147 miliar) yang berfokus pada pengurangan pajak pertambahan nilai dan subsidi mobil listrik. Pemerintah Spanyol, pekan ini mengumumkan program 3,75 miliar euro khusus untuk industri otomotif.