Bisnis.com, JAKARTA – Honda Motor Company mengalami pengurangan laba sebesar 19 persen karena terganjalnya belanja konsumen dan kegiatan ekonomi bisnis pada basis global akibat penyebaran virus corona atau Covid-19.
Dilansir dari laman resmi Honda, Minggu (24/5/2020), laba konsolidasi Honda sebelum pajak penghasilan untuk tahun fiskal kuartal pertama 2020 berjumlah 789,9 miliar yen, turun 19,3 persen dibandingkan tahun fiskal sebelumnya
Sementara itu, pendapatan penjualan konsolidasi untuk kuartal keempat fiskal berjumlah 3.458,0 miliar yen, turun 14,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penjualan dari bisnis mobil menjadi faktor utama penurunan tersebut.
Pasalnya, pandemi virus corona telah membuat operasional pabrik mobil ditutup yang diikuti melemahnya penjualan unit, meningkatnya biaya untuk insentif penjualan dan biaya kerugian kredit untuk bisnis jasa keuangan.
Seiji Kuraishi, Wakil Presiden Eksekutif dan Direktur Perwakilan Honda Motor, mengatakan penjualan sepeda motor 19,34 juta unit, sementara mobil mencapai 4,79 unit.
Dia mengungkapkan pasar Asia secara keseluruhan menurun dari tahun lalu. Honda sebelumnya sempat menikmati peningkatan bisnis di Vietnam dan Filipina. Akan tetapi, kondisi itu tidak berlangsung lama karena pasar India mulai melambat.
“Karena melambatnya pasar India, bisnis kami menurun dari tahun lalu. Penjualan unit di Vietnam dan Filipina menandai rekor tertinggi sejauh ini," tuturnya.
Honda akhirnya mengalami kerugian operasional konsolidasi untuk kuartal empat, yakni sepanjang Januari-Maret 2020 sebesar 5,6 miliar yen, berkurang 47,9 miliar yen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menurut laporan Honda, kondisi itu disebabkan oleh berubahnya pendapatan penjualan dan campuran model, meskipun laba operasi dari bisnis sepeda motor selama periode tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.