Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan mobil di China kembali bangkit setelah pemerintah setempat memulai kembali kegiatan bisnis dan memberikan sejumlah stimulus, sehingga memicu pemulihan industri otomotif dari dampak virus corona (Covid-19).
Dilansir dari Bloomberg, Jumat (8/5/2020), Asosiasi Produsen Otomotif China mengatakan terdapat 2 juta unit kendaraan yang dikirimkan dari pabrik ke dealer pada April 2020. Kinerja itu meningkat 0,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Namun, menurut Badan Perdagangan China, kinerja produsen otomotif China selama empat bulan pertama 2020 turun sekitar 32 persen dibandingkan periode tahun lalu, menjadi 5,67 juta unit.
Peningkatan kinerja tersebut juga didukung oleh sejumlah pernyataan dari para produsen mobil global. Volkswagen AG, misalnya, menyebutkan bahwa penjualan di China mulai meningkat karena masyarakat China mulai menghindari penggunaan transportasi publik.
“Ketika wabah mereda di China, pemerintah setempat telah bekerja untuk merangsang pertumbuhan industri dan membantu perekonomian pulih,” tulis Bloomberg.
Upaya untuk menstimulasi pasar otomotif dilakukan pemerintah setempat dengan memperpanjang keringanan pajak dan subsidi untuk pembelian kendaraan listrik selama dua tahun. Sementara penjualan truk ringan yang tidak memenuhi standar emisi China VI terbaru akan diizinkan selama enam bulan setelah tenggat waktu pada 1 Juli.
Selain itu, lembaga keuangan China juga mendorong penurunan pembayaran uang muka (DP) dan suku pinjaman mobil, serta memperpanjang periode pembayaran.
“Terlepas dari apakah peningkatan penjualan itu berkelanjutan atau tidak, tetapi hal ini memberi secercah harapan bagi pembuat mobil untuk pemulihan dan mengerti tentang apa yang mungkin dihadapi negara-negara lain saat mereka selesai dari masa penguncian wilayah.”