Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Mobil Memburuk pada April 2020

Pandemi corona membuat kinerja sektor otomotif nasional terus tertekan sepanjang April 2020.
 Karyawan sedang menunggu konsumen di samping deretan bursa mobil bekas di Jakarta, Minggu (4/2). Tren penjualan mobil bekas di 2018 diprediksi meningkat disebabkan peningkatan produksi produk baru yang beragam terutama segemen Low Cost Green Car (LCGC)./Bisnis.com-Felix Jody Kinarwan
Karyawan sedang menunggu konsumen di samping deretan bursa mobil bekas di Jakarta, Minggu (4/2). Tren penjualan mobil bekas di 2018 diprediksi meningkat disebabkan peningkatan produksi produk baru yang beragam terutama segemen Low Cost Green Car (LCGC)./Bisnis.com-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Memasuki pekan terakhir  April 2020, Agen Pemegang Merek (APM) semakin merasakan dampak nyata dari penyebaran virus corona atau Covid-19 yang diprediksi membawa kinerja penjualan jatuh ke titik terendah.

Yusak Billy, Bussines Innovation & Sales Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM), menyatakan bahwa penjualan di minggu terakhir bulan ini kian memperlihatkan pelemahan.

"Penjualan pada April 2020 memang turun sekali. Untuk angka pastinya, nanti tunggu penutupan di akhir bulan," kata Billy kepada Bisnis, Senin (27/4/2020).

Dampak pandemi virus corona atau Covid-19 memang sudah dirasakan industri otomotif nasional sejak Maret. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan retail pada Maret merosot 33,9 persen secara tahunan.

Penjualan roda empat di sepanjang Januari-Maret 2020 juga mengalami penurunan sebesar 15,9 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, yakni sebanyak 260.804 unit.

Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmy Suwandi telah memprediksi bahwa kinerja penjualan dari industri otomotif  akan mengalami pelambatan pada bulan ini. 

Sementara itu, Bob Azam, Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), sempat mengatakan bahwa penjualan bakal anjlok sebesar 90 persen. Periode terberat diperkirakan terjadi pada Mei.

"Penjualan akan turun sampai dengan 90 persen. Setelah itu memulai pemulihan butuh waktu 9 hingga 12 bulan, tergantung negara masing-masing. Dan, setelah itu [baru] akan ada akselerasi demand," ujarnya saat dihubungi beberapa waktu lalu.

Bob juga menyimpulkan secara rata-rata, kondisi pasar sepanjang tahun ini akan terkoreksi ke level 50 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Hal itu sejalan dengan proyeksi Gaikindo yang merevisi target penjualan menjadi 600.000 unit, dari sebelumnya 1,1 juta unit.

Di sisi lain, di tengah situasi krisis, sejumlah APM memutuskan untuk memperpanjang masa penutupan pabrik. Namun, ada pula yang terus melanjutkan produksi dengan menerapkan secara ketat protokol pencegahan Covid-19.

Honda Prospect dan Suzuki Indomobil merupakan dua dari produsen mobil yang diketahui memperpanjang masa penangguhan, mulai dari 27 April sampai dengan 8 Mei.

Sementara TMMIN diketahui kembali melanjutkakn aktivitas di lini pembuatan komponen suku cadang dan memenuhi ekspor ke Timur Tengah, setelah menghentikan sementara produksinya selama 10 hari.

Adapun, Daihatsu akan mempertimbangkan aktivitas produksi setelah seluruh persiapan sesuai dengan standar protokol Covid-19. Apabila produksi kembali dilakukan, Daihatsu memastikan hanya akan memenuhi permintaan ekspor.

Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto memperkirakan posisi APM pada kuartal kedua akan semakin sulit karena kecilnya permintaan pasar domestik, ketatnya pemberian kredit, dan ekspor terimbas virus corona yang telah melanda lebih 200 negara di dunia.

"APM dan distributor beserta dealer-dealernya harus bertahan hidup dan tunggu sampai Covid-19 ini selesai," tuturnya belum lama ini.

Kendati demikian, Jongkie meyakini masa sulit ini akan segera terlewati. Penjualan industri otomotif  akan kembali normal, seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat. "Masa sulit ini, kan, hanya sementara," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper