Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Faktor Penyebab Investasi ke Sektor Otomotif Terus Berjalan

Berlanjutnya aliran investasi ke sektor otomotif meskipun di tengah krisis akibat virus corona (Covid-19) tidak terlepas dari besarnya potensi pasar dalam negeri di Indonesia.
Pekerja di Pabrik Toyota Karawang 2. /TMMIN
Pekerja di Pabrik Toyota Karawang 2. /TMMIN

Bisnis.com, JAKARTA - Berlanjutnya aliran investasi ke sektor otomotif meskipun di tengah krisis akibat virus corona (Covid-19) tidak terlepas dari besarnya potensi pasar dalam negeri di Indonesia.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto mengatakan dengan jumlah penduduk mencapai 267,7 juta, Indonesia memiliki pasar domestik yang potensial bagi industri otomotif untuk berinvestasi jangka panjang.

"Masa sulit ini, kan, hanya sementara. Setelah selesai, maka industri atau penjualan otomotif akan kembali normal," kata Jongkie kepada Bisnis, baru-baru ini. 

Dia juga meyakini penjualan otomotif akan meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berangsur-angsur pulih setelah melewati masa krisis akibat virus corona.

"Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat, maka penjualan otomotif juga akan naik. Makanya, beberapa merek besar sudah investasi besar disini karena mereka melihat potensi besar industri otomotif di Indonesia," tuturnya.

Honda, misalnya, berkomitmen untuk tetap menggelontorkan dana Rp5,1 triliun guna pengembangan kapasitas produksi, termasuk peningkatan tingkat kandungan lokal produk ataupun pengembangan model baru.

Yusak Billy, Bussines Innovation & Sales Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM), mengatakan komitmen investasi tersebut tetap berjalan sesuai rencana awal, tetapi dengan terus memerhatikan kondisi pasar.

Sementara itu, produsen mobil asal Korea Selatan, PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) diketahui tetap melanjutkan pembangunan pabrik manufakturnya.

Pembangunan pabrik manufaktur yang berlokasi di Deltamas, Cikarang, Jawa Barat, itu memiliki nilai investasi senilai US$1,55 miliar atau sekitar Rp24 triliun hingga 2030, termasuk untuk pengembangan produk dan biaya operasi.

Pabrik tersebut diharapkan memulai produksi pada semester II/2021 dengan kapasitas tahunan mencapai 150.000 unit dan ditargetkan menyentuh 250.000 unit per tahun ketika kapasitas penuh.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper