Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dapat Stimulus, TMMIN Ungkap Skenario Besar

Industri otomotif dapat sedikit tersenyum setelah Kementerian Perindustrian mengumumkan wacana soal usulan stimulus di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Presiden Joko Widodo, dan Presiden Director PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Cahyono pada acara peluncurkan ekspor mobil Toyota di Jakarta. /TMMIN
Presiden Joko Widodo, dan Presiden Director PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Cahyono pada acara peluncurkan ekspor mobil Toyota di Jakarta. /TMMIN

Bisnis.com, JAKARTA - Industri otomotif dapat sedikit tersenyum setelah Kementerian Perindustrian mengumumkan wacana soal usulan stimulus di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) berharap stiumulus ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pelaku industri.

Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal TMMIN Bob Azzam menilai yang terpenting saat ini adalah skenario besar dalam menghadapi pandemi covid-19 ini. Menurutnya hal itu bisa mengurangi pesimisme dunia usaha, termasuk otomotif.

"Yang penting juga bagaimana skenario besar kita menghadapi dan menghentikan pandemic bisa paralel dengan skenario penyelamatan ekonomi. Tidak hanya dari jangka pendek, tapi juga untk midterm-nya. Kalau ini ada tentunya bisa mengurangi pesimisme dunia usaha termasuk otomotif," ujar Bob kepada Bisnis, Rabu (8/4/2020).

Bob meyakini industri otomotif dapat terkontraksi hingga 50 persen, akibat dari pandemi Covid-19. Menurut dia, pandemi ini bakal memberatkan industri mulai dari alur kas (cash flow) hingga beban pengeluaran tetap lainnya. Untuk itu, diharapkan stimulus dari pemerintah ini sangat dibutuhkan

Lebih lanjut, menurut Bob, sudah sewajarnya pemerintah memberikan perhatian terhadap industri otomotif. Pasalnya, industri ini sangat strategis dan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonimian nasional.

Kemenperin menyebut, Industri otomotif memiliki kontribusi signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB), khususnya terhadap PDB nonmigas sebesar 3,98 persen pada tahun 2019.

"Nah itu industri otomotif sudah jadi industri strategis karena menyerap tenaga kerja cukup besar, supply chain yang luas dan dalam, export dan value added teknologinya lumayan besar. Sudah sewajarnya dapat perhatian pemerintah," tutur Bob.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian mengeluarkan surat edaran yang menyatakan perusahaan industri, termasuk sektor otomotif diizinkan beroperasi dengan memenuhi ketentuan protokol pencegahan Covid-19.

Surat Edaran Menteri Perindustrian (Menperin) Nomor 4/2020 mengenai pelaksanaan operasional pabrik dalam masa kedaruratan kesehatan masyarakat Corona Virus Desease 2019 itu terbit pada 7 April 2020.

Selain itu, Menteri Perindustrian juga mengirim surat kepada kepada Menteri Keuangan mengenai usulan pos tarif terkait stimulus jilid II untuk pembebasan bea masuk impor dalam rangka penangan dampak virus corona Covid-19.

Usulan tersebut yakni pemberian pembebasan bea masuk impor terhadap industri otomotif. Berdasarkan surat Menperin ini, diusulkan 593 pos tarif untuk diberikan pembebasan impor yang terbagi dalam 27 Kelompok sektor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper