Bisnis.com, JAKARTA - BMW Group akan berinvestasi sebesar 30 miliar euro atau sekitar Rp513 triliun hingga 2025 untuk membiayai penelitian dan pengembangan inovasi bisnis masa depan mobil.
Ketua Dewan Manajemen BMW AG, Oliver Zipse, dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis pada Kamis (19/3/2020), mengatakan kemampuan untuk mengintegrasikan beragam teknologi sangat penting bagi masa depan industri mobil.
"Perusahaan-perusahaan yang mampu mengembangkan dan menggabungkan perangkat keras dan perangkat lunak dalam ukuran yang sama akan membentuk masa depan mobil. Dalam hal ini, kami cukup jelas berada di jalur cepat," ujarnya.
Menurutnya, keputusan strategis tersebut akan memberikan manfaat bagi BMW. Pasalnya, hal itu mampu memberikan keunggulan kompetitif selama fase perubahan berlangsung.
“Kami mengambil langkah tegas dalam bidang strategis yang relevan pada waktu yang tepat dan sekarang berniat memanfaatkan keunggulan kompetitif kami untuk memisahkan diri dari tren industri,” lanjut Zipse.
BMW Group juga menekankan aspek penting pencapaian target emisi dengan berfokus pada mobil elektrik. Untuk meraih itu, kata Zipse, sekitar 46.000 karyawan telah menerima pelatihan di bidang mobil listrik selama delapan tahun terakhir.
Zipse menyatakan akses ke bahan baku mobil listrik juga telah diamankan secara strategis. Sejak awal 2020, BMW Group mewujudkan pengadaan kobalt dan lithium yang dibutuhkan secara langsung dan meneruskan sumber daya itu ke pemasok pembuatan sel baterai.
Pada saat yang sama, lanjutnya, BMW Group tetap meyakini pentingnya berfokus pada kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, inovasi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Teknologi baru adalah kunci menuju masa depan mobil. Hingga tahun 2025, kami bermaksud menginvestasikan lebih dari 30 miliar euro dalam penelitian dan pengembangan untuk menegaskan posisi kami sebagai pemimpin inovasi," ucap Zipse.