Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku pasar mobil bekas mengaku was-was menghadapi bulan April dan Mei 2020 atau periode puasa dan Lebaran.
Pelaku usaha pun pesimistis penjualan bakal meningkat pada periode tersebut layaknya tahun-tahun sebelumnya. Faktor utama yang memengaruhinya adalah wabah virus corona (Covid - 19).
Suzuki Auto Value, layanan jual beli mobil bekas resmi PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), pun tidak menampik bakal ada potensi penurunan untuk beberapa bulan ke depan. Suzuki sendiri mengaku optimistis bahwa penjualan tidak akan terperosok terlalu dalam pada April dan Mei.
“Kami di Auto Value melihat kemungkinan penurunan itu ada tetapi belum merasakannya sampai saat ini,” kata Business Development Head PT SIS Hendro Kaligis kepada Bisnis, Kamis (19/3/2020).
Hendro mengatakan pada dua bulan terakhir (Januari dan Februari) terjadi peningkatan permintaan mobil bekas. Permintaan, klaim dia, sempat turun pada Februari. Hanya saja dia enggan untuk memaparkan secara rinci angka penjualan.
“Mengingat mobil ini adalah kebutuhan tersier, pola pembeliannya membutuhkan waktu lebih panjang. Artinya, orang yang butuh tetap akan butuh, meskipun ada Corona. Mungkin daya belinya turun tetapi kebutuhannya tetap ada,” ucapnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Manager Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua Herjanto Kosasih menyatakan meski tengah terjadi peningkatan permintaan pada awal Maret 2020, penjualan mobil bekas diprediksi bakal ‘tiarap’ untuk beberapa bulan kedepan.
“Jadi April dan Mei tiarap sudah,” kata Herjanto kepada Bisnis, Rabu (18/3/2020).
Dia mengatakan menjelang dan saat Ramadhan permintaan mobil bekas meningkat, terutama untuk keperluan mudik masyarakat pada saat lebaran. Namun dengan diperpanjangnya status darurat Covid-19 hingga 29 Mei, Herjanto yakin pasar mobil bekas bakal terpukul jatuh.
“Begitu masuk April kita sedih, ketika kejadian corona tambah banyak orang enggak bisa pulang kampung, mobil juga enggak dibeli, saat itulah turun,” ucapnya.