Bisnis.com, JAKARTA – PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) meyatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu kandidat terkuat untuk mendapatkan produksi Jimny.
Direktur Pemasaran 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Donny Saputra menyatakan bahwa saat ini pilar Suzuki di dunia ada tiga yakni Jepang, India dan Indonesia.
Jepang, lanjut Donny sudah memproduksi Jimny teranyar. Saat ini tinggal Indonesia dan India yang tengah bertarung untuk memperebutkan izin produksi Jimny di Indonesia.
“Tiga pilarnya Suzuki itu Jepang, India, sama Indonesia. Tiga kandidiat terkuat, Jepang, India, dan Indonesia. Jepang sudah produksi tinggal India sama Indonesia saja,” kata Donny kepada Bisnis, Selasas (10/3/2020).
Dia juga menyatakan bahwa pihaknya masih tetap berjuang agar Suzuki Jimny dapat diproduksi di Indonesia. Diketahui sejak beberapa bulan terakhir, Maruti Suzuki India kerap kali diisukan bakal memproduksi lini Jimny di sana.
Apalagi varian Jimny teranyar kini sudah kebanjiran peminat. Saat ini lini produk itu hanya diproduksi di negara asalnya yakni Jepang.
Baca Juga
Dari Jepang sendiri Suzuki Indonesia hanya kebagian 50 unit Jimny per bulan. Pihak SIS pun harus menghentikan sementara pemesanan Jimny sebab inden atau waktu tunggu untuk memiliki Jimny bisa mencapai 4 hingga 10 tahun.
Di sisi lain, dalam beberapa bulan terakhir, Maruti Suzuki India kerap kali diisukan bakal memproduksi produk ikonis tersebut.
“Dari kemarin kami fight (agar Jimny bisa diproduksi di Indonesia) sekarang kita tunggu keputusannya saja (dari prinsipal),” kata Donny.
Secara kapasitas produksi keseluruhan, Suzuki Indonesia memang kalah jauh dibandingkan India. Namun, lanjut Donny hal tersebut lantaran Suzuki India memiliki pangsa pasar yang sangat besar di negaranya.
Kapasitas produksi itu juga erat kaitannya dengan demografis dari suatu negara. Secara penduduk India memiliki populasi sekitar 1,5 miliar jiwa, sementara Indonesia hanya 250 juta. Hal itu erat kaitannya dengan besaran pasar otomotif secara total.
“Kalau bicara jumlah penduduk hampir 5 kali lipat lebih. Market size berbeda, kemudian tipikal negara beda mereka daratan kita kepulauan, mobilitas dengan mobil di sana besar,” ucapnya.