Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wabah Virus Corona, Volkswagen AG Jadi Produsen Otomotif Paling Berisiko

Perusahaan patungan Volkswagen di China menyumbang dividen US$3,3 miliar kepada induknya di Jerman.
Logo Volkswagen. /REUTERS
Logo Volkswagen. /REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA – Volkswagen AG, produsen mobil terbesar di dunia, ternyata juga menjadi pabrikan otomotif yang paling rentan terhadap dampak wabah virus corona di China, berdasarkan laporan Standard & Poor (S&P).

Dikutip dari Bloomberg, Kamis (6/2/2020), produsen otomotif asal Jerman itu memproduksi dan menjual hampir 40 persen mobilnya di China.

Kendati berada di luar Provinsi Hubei, yang menjadi tempat awal merebaknya virus corona,  pabrik utama Volkswagen di China juga kemungkinan akan ditutup untuk waktu yang lama. Pasalnya, otoritas setempat menerapkan kebijakan pembatasan aktivitas untuk mengatasi penyebaran wabah tersebut.

“Risikonya sekitar US$3,3 miliar dalam dividen yang dibayarkan oleh perusahaan patungan Volkswagen China kepada induknya di Jerman,” demikian laporan dari analis S&P yang dipimpin oleh Vittoria Ferraris.

Selain Volkswagen, S&P melaporkan Nissan Motor Co. juga beresiko relatif tinggi akibat pengaruh virus tersebut dan juga kinerja yang lemah baru-baru ini.

Hal serupa diperkirakan terjadi pada Honda Motor Co. yang memiliki basis produksi di Wuhan, Ibu Kota Hubei. Produsen kendaraan asal Jepang itu juga bergantung pada pasar China dengan kontribusi penjualan mencapai 30 persen.

Eskalasi dampak virus corona itu juga menggoyahkan proyeksi S&P tentang pemulihan pasar China setelah dua tahun melambat. Penjualan di Negeri Tirai Bambu, yang merupakan pasar otomotif terbesar di dunia, tidak lagi diharapkan untuk memenuhi proyeksi analis yang berksiar 1 persen – 2 persen pada 2020.

Di samping itu, S&P juga melaporkan bahwa wabah virus corona juga akan menimbulkan risiko bagi Robert Bosch Gmbh, pemasok otomotif terbesar.

Kinerja Bosch juga diperkirakan akan menderita ‘pukulan telak’ akibat penghentian produksi.

“Sebagian besar lini produksi Bosch sedang bersiap untuk melanjutkan produksi pada hari-hari berikutnya. Kami terus mengevaluasi situasi,” demikian keterangan dari pihak Bosch.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper