Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mulai was-was terhadap dampak panjang dari penyebaran virus corona.
Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo mengatakan bahwa dampak panjang dari virus tersebut mampu menjadi tantangan bagi industri otomotif nasional yang menargetkan pertumbuhan lima persen pada 2020.
"Rasanya kami tidak boleh memandang remeh kasus virus corona yang mulai mengganggu. Kalau berlanjut lebih lama lagi, ini sangat berdampak," ujar Nangoi saat ditemui di Jakarta, Selasa (4/2/2020).
Dia menambahkan bahwa posisi China saat ini sangat memengaruhi perekonomian global. Kondisi itu sangat berbeda jauh ketika China dilanda wabah Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) pada periode 2002-2003. Saat itu, perekonomian negeri Tirai Bambu itu hanya 4 persen dunia, sedangkan saat ini mencapai 17 hingga 18 persen.
"Sementara Indonesia banyak mengekspor komoditas ke China. Jika China sedikit saja slow down, otomatis ekonomi Indonesia akan terpengaruh," tuturnya.
Mengutip harian Bisnis Indonesia, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menuturkan bakal memberhentikan impor khususnya produk hewan hidup, sedangkan untuk produk hortikultura tidak 100 persen impor dari China.
Baca Juga
Dalam waktu dekat, Kemendag juga akan merilis daftar produk-produk impor dari China yang akan dihentikan. Meskipun belum rinci, Kemendag telah menyatakan komitmennya untuk menyiapkan negara alternatif impor jika stok dan produksi nasional tidak memadai.
Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan telah mengecek komponen-komponen kendaraan hasil impor dari China yang bisa saja berdampak pada industri otomotif nasional.