Bisnis.com, JAKARTA - Angka Kemacetan di Jakarta menempati peringkat ke-10 di dunia dengan intensitas kemacetan 53 persen.
Data itu bersumber dari indeks kemacetan yang dirilis TomTom, perusahaan teknologi navigasi asal Belanda, yang menyoroti tingkat kemacetan pada 416 kota di 57 negara.
Namun, bukannya tanpa upaya, pemerintah provinsi sudah dan tengah menyiapkan kebijakan untuk mengurangi tingkat kemacetan Ibu Kota. Upaya pembatasan, misalnya, direalisasikan melalui perluasan ganjil genap.
Baca Juga
Selain itu, sejumlah kebijakan yang secara implisit mendorong hal itu, seperti penaikan Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), pun sudah didorong.
Kendati begitu, sejumlah kebijakan itu tidak membuat pelaku industri otomotif pesimistis melihat prospek pasar ke depan.
Direktur Penjualan PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Makmur mengatakan pihaknya tidak merasa kesulitan bila pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan kendaraan.
"Apakah ini akan sulit jualan? Mungkin juga tidak, karena kendaraan baik motor maupun mobil akan jadi kebutuhan," kata Makmur kepada Bisnis, Kamis (30/1/2020).
Dia juga mengatakan pihaknya tidak hanya fokus di Jakarta melain kota-kota dan daerah lainnya. Makmur mengatakan Suzuki sudah sejak lama fokus untuk mengembangkan pasar di luar wilayah Jakarta.
"Pengembangan pasar kota lain pasti sehingga market kami jadi banyak, baik Jakarta maupun non-Jakarta. Non Jakarta kita bagi lagi top 10 city. Kalau strategi suzuki fokus tidak hanya di Jakarta. Produk kita dari pikap sampai passenger atas itu menyerap market daerah dan non daerah," katanya.