Bisnis.com, JAKARTA - Nissan Motor Co. berencana memangkas biaya secara signifikan untuk menghadapi penurunan penjualan akibat strategi ekspansionis dari mantan CEO Carlos Ghosn yang kini buron.
Dilansir dari Reuters, Kamis (30/1/2020), produsen mobil terbesar kedua di Jepang itu bakal memangkas 4.300 pekerja dan menutup dua lokasi manufaktur. Langkah itu sebagai upaya menghemat setidaknya 480 miliar yen atau setara US$4,4 miliar hingga 2023.
Sesorang yang dekat dengan manajemen senior Nissan mengatakan bahwa kemungkinan lain perusahaan bakal memangkas sebagian pekerjaan di kantor pusat di Amerika Serikat dan Eropa. Nissan juga akan mengurangi anggaran iklan dan pemasaran.
“Situasinya mengerikan. Itu harus dilakukan atau [Nissan] mati," ujar sumber yang identitasnya dirahasiakan.
Sebagian besar rencana pemotongan bertujuan meningkatkan efisiensi perusahaan. Menurut sumber tersebut, hal itu telah disampaikan oleh dewan Nissan pada November 2019.
Sementara itu, juru bicara Nissan Motor Co. menolak untuk mengomentari langkah-langkah terkait dengan restrukturisasi baru perusahaan. Dia juga menolak memberi pandangan terhadap lemahnya penjualan dari perkiraan.
Baca Juga
Di bawah kepemimpinan Ghosn, Nissan memulai ekspansi global dengan meningkatkan kapasitas penambahan model baru. Mendorong penjualan ke pasar di sejumlah negara, seperti di India, Rusia, Afrika Selatan dan Asia Tenggara.
Namun, kini, banyak dari model tersebut kehilangan tujuan penjualan. Eksekutif di kantor pusat Nissan di Yokohama memperkirakan bahwa 40 persen dari kapasitas manufaktur secara global tidak terpakai atau kurang digunakan.
Beberapa eksekutif khawatir Nissan, bagian dari aliansi dengan Renault dan Mitsubishi, dapat membukukan kerugian lain di bisnis pembuatan mobil.
Ghosn, pria berdarah Brasil ini, dituduh melakukan pelanggaran keuangan setelah investigasi internal perusahaan otomotif Jepang tersebut menemukan bukti pelanggaran Ghosn, termasuk pembayaran kompensasi dan penyalahgunaan aset perusahaan untuk keuntungan pribadi.
Di tengah persidangan yang mulai berjalan di Jepang, Ghosn melarikan diri ke Lebanon. Pelariannya itu pun menjadi berita fenomenal.
Mengutip Bloomberg, Ghosn diperkirakan merogoh kocek US$15 juta untuk kabur dari Jepang. Biaya kaburnya itu termasuk sewa pesawat jet pribadi senilai US$350.000 yang membawanya keluar dari Osaka menuju Istanbul, Turki.