Bisnis.com, JAKARTA – PT Honda Prospect Motor, agen pemegang merek (APM), mobil Honda di Indonesia, mulai menaikkan harga pada awal tahun ini guna menyesuaikan peningkatan biaya operasional.
Direktur Inovasi Bisnis, Penjualan dan Pemasaran HPM Yusak Billy menjelaskan, mobil Honda dengan tahun produksi 2020 mengalami kenaikan harga sekitar 1% dibandingkan sebelumnya. Hal ini sudah diberlakukan sejak awal tahun dan telah diinformasikan kepada seluruh distributor Honda.
“Kenaikan untuk VIN [vehicle identification number] 2020 sebagian besar disebabkan oleh kenaikan BBN-KB [bea balik nama kendaraan bermotor] 2020. Selain itu, ada juga kenaikan yang disebabkan oleh oleh kenaikan biaya operasional,” katanya kepada Bisnis, Senin (13/1/2020).
Persentase harga tersebut ditranslasikan ke dalam nominal yang berbeda-beda sesuai dengan tipe dan varian kendaraan. Model kendaraan bermotor hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) seperti Brio Satya misalnya, tercatat mengalami kenaikan sekitar Rp2,5 juta menjadi Rp146 juta—Rp170,1 juta.
Brio tercatat sebagai salah satu penopang penjualan Honda. Pada 2019, model ini terjual sebanyak 70.441 unit secara ritel, atau penjualan dari dealer kepada konsumen. Jumlah itu meningkat 38% secara tahunan.
Model Brio Satya menjadi kontributor utama dengan total penjualan sebanyak 54.861 unit pada 2019. Adapaun, model Brio RS terjual sebanyak 15.580 unit. Secara total, kontribusi keduanya terhadap total penjualan Honda yang mencapai 149.435 unit mencapai 47%.