Bisnis.com, JAKARTA – Mandatori biodiesel 30% atau B30 mulai 1 Januari 2020 dinilai belum terlalu berdampak terhadap penjualan. Dampaknya diperkirakan baru terlihat mulai Maret tahun ini.
Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motor (KTB) Duljatmono mengatakan saat ini pihaknya telah menyediakan produk yang sesuai dengan B30. Namun, menurutnya belum ada dampak signifikan terhadap pasar dari penerapan mandatori tersebut.
“Rasanya sih tidak ada masalah, B20 dan B30 sama. Jadi, pasar ya seperti biasa sama, feeling saya sih tidak ada masalah dan kami siap sudah dengan B30,” katanya kepada Bisnis, Kamis (9/1/2020).
Menurutnya berdasarkan hasil dari pengujian yang dilakukan oleh KTB, tidak ada dampak negatif terhadap kendaraan saat menggunakan B30. Namun, dia mengakui penyesuaian komponen dan modifikasi perlu dilakukan dalam proses produksi. Hal itu meliputi perubahan pada filter, tangki, dan pipa knalpot.
Perubahan spesifikasi itu tutur memengaruhi harga produksi dan harga jual unit baru produksi mulai 2020. Namun, menurutnya hal ini tidak akan berdampak siginifikan terhadap permintaan pasar secara umum.
Dia mengatakan bahwa permintaan pasar akan lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi secara umum. Penjualan truk Mitsubishi Fuso yang dipasarkan oleh KTB akan lebih banyak dipengaruhi geliat bisnis para konsumennya.
“Kalau secara pasar itu lebih bergantung pada ekonomi, bahwa kemungknan ada dipengaruh iya, tapi tidak siginifikan dipengaruhi B30 jadi pasar turun. Kita perlu lihat hal lain dulu, seperti speknya, respons kendarannya, suplai bahan bakarnya, spesifikasi bahan bakarnya di lapangan sesuai atau tidak, distribusinya seperti apa,” katanya.
Duljatmono memaparkan mobil yang dijual pada Januari masih perlu memasuki proses karoseri dan perpajakan terlebih dahulu. Sehingga, respons dari para pengguna baru akan benar-benar terlihat pada 2—3 bulan ke depan.
“Menurut saya kalau kita bicara soal dampak B30 saat ini masih terlalu dini, mungkin baru Maret baru kelihatan,” ujarnya.