Bisnis.com, JAKARTA – Australia, yang dinilai sebagai salah satu pasar ekspor otomotif potensial Indonesia, justru mencatatkan penurunan penjualan pada 2019.
Data Federal Chamber of Automotive Industries (FCAI) menunjukkan penjualan kendaraan di Australia sepanjang tahun lalu hanya mencapai 1.062.867 unit, turun 7,8% jika dibandingkan dengan realisasi 2018.
Bahkan kinerja tahun lalu merupakan realisasi penjualan terendah sejak 2011. Pada Desember 2019, jumlah kendaraan terjual hanya mencapai 84.239 unit, turun 3,8% ketimbang periode yang sama 2018.
“Tahun 2019 penuh dengan tantangan seperti pengetatan kredit, kenaikan suku bunga, rendahnya pertumbuhan upah serta kondisi lingkungan yang ekstrem,” ujar Ketua FCAI Tony Weber seperti dilansir Carscoops.com, Selasa (7/1/2020).
Seperti halnya di Amerika Serikat, konsumen di Australia terlihat lebih menyukai kendaraan jenis sport utility vehicle (SUV). Kontribusi kendaraan SUV mencapai 45,5% dari total pasar, naik 2,5% dari 2018.
Kendati demikian, penjualan SUV pada 2019 tercatat turun 2,4% ketimbang 2018. Secara umum penjualan kendaraan penumpang melorot 16,5% (yoy), sedangkan kendaraan komersial turun 5,2% (yoy).
Adapun 10 merek terlaris di Australia sepanjang tahun lalu yakni Toyota, Mazda, Hyundai, Mitsubishi, Ford, Kia, Nissan, Volkswagen, Honda, dan Holden.
Australia diyakini bakal menjadi salah satu pasar ekspor potensial bagi industri otomotif Indonesia. Apalagi sejak adanya kerja sama melalui Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Pasar Australia tergolong besar lantaran tidak ada lagi pabrik otomotif yang beroperasi di Negeri Kanguru.