Bisnis.com, JAKARTA – PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) akan membawa kendaraan komersial hibrida pada tahun depan untuk melakukan penjajakan potensi pasar di Indonesia.
Direktur Penjualan dan Promosi HMSI Santiko Wardoyo menjelaskan pihaknya akan menguji coba produk hibrida merek Hino di Indonesia dari mulai truk hingga bus. Rencananya hal ini akan dilakukan pada paruh pertama 2020.
Dia menuturkan langkah itu merupakan bagian dari studi pasar kendaraan komersial hibrida di Indonesia. Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui apakah kendaraan hibrida cocok dengan kebutuhan masyrakat sesuai dengan demografi dan infrastruktur di Tanah Air.
“Untuk mendatangkan produk baru itu kita harus melakukan studi, secara produknya kita akan tes nanti di sini, cek apakah cocok dengan demografi di sini atau tidak. Nanti kami akan kasih tahu kapan, kita tapi pasti tahun depan lah, sebelum pertengahan tahun depan,” katanya, Rabu (6/11/2019).
HMSI yang sudah menjadi pemain kendaraan komersial di dalam negeri selama 37 tahun, lanjutnya, ingin benar-benar membawa produk itu dengan persiapan yang matang. Setelah uji coba, pihaknya juga akan mempertimbangkan untuk memproduksi mobil itu di dalam negeri.
Produksi di dalam negeri menurutnya akan membuat kendaraan komersial hibrida dapat bertahan lama di Indonesia. Dengan rantai pasok dan kegiatan produksi di dalam negeri, pengembangan industri ini tidak banyak terpengaruh kondisi global dibandingkan dengan memboyongnya secara impor.
Menurutnya, ketersediaan suku cadang yang ditopang dari produksi dalam negeri juga akan membuat biaya perawatan kendaraan komersial hibrida lebih terjangkau. Hal ini diharapkan dapat mengkompensasi harga kendaraan hibrida yang lebih mahal dibandingkan konvensional
“Kami tidak mau asal-asalan, kami ingin sustain, kalau bisa juga kita lebih lama untuk sustain lebih lama. Beda dengan kalau kita import saja, kita ingin lebih langgeng, spare part-nya jelas suplainya, kalau enggak nanti ujung-ujungnya jadi mahal,” tuturnya.
Dia mengatakan konsumen potensial untuk kendaraan komersial hibrida adalah pemerintah. Dia mengharapkan pengeluaran pemerintah dapat didorong untuk mengadakan kendaraan terelektrifikasi, termasuk kendaran komersial hibrida.
“Contoh yang paling simple kita akan didorong ke pemerintahan semua, contohnya untuk bus. Kita tahu investasinya diesel dengan EV, mungkin bisa tiga kali lipat harganya, apakah tiketnya mau naik tiga kali lipat juga? Kan tidak mungkin. Jadi pemerintah yang bisa dorong,” katanya.