Bisnis.com, JAKARTA - Daihatsu menegaskan kampanye perbaikan atau recall merupakan bentuk tanggung jawab terhadap keselamatan pengguna kendaraan dan kepatuhan terhadap regulasi.
Recall Daihatsu Gran Max 1.5L dan Luxio merupakan kampanye perbaikan kelima yang dilakukan Daihatsu di Indonesia.
Marketing Director PT Astra-Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra mengatakan recall merupakan komitmen Daihatsu untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan pengguna kendaraan.
Gran Max 1.5L dan Luxio ditemukan sedikit mengalami masalah pada komponen conneting rod (batang piston) karena proses produksi komponen yang kurang presisi.
"Kalau diingat ini bukan recall pertama kali, kami sudah lima kali dan semuanya kami umumkan dengan mengundang wartawan karena kami ingin tersampaikan kepada pengguna kendaraan Daihatsu. Semua brand juga melakukan recall, kami ingin memastikan keselamatan. Kami siap melayani konsumen lebih baik dan lebih aman," ujarnya di Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Amelia menjelaskan Gran Max 1.5 L dan Luxio yang mengalami recall ialah yang diproduksi pada periode Maret 2018-April 2019 sebanyak 36.915 unit. Bila kendaraan sudah berpindah tangan, Daihatsu tetap melayani proses penggantian komponen karena menjadi tanggung jawab agen pemegang merek (APM).
Baca Juga
Sejauh ini, dia melanjutkan hanya menemukan kerusakan pada 6 unit kendaraan, Daihatsu langsung melakukan recall untuk menjamin keselamatan konsumen. Secara material komponen, katanya, tidak ada masalah, tetapi proses produksi yang sedikit mengalami masalah.
Proses perbaikan dilakukan selama 14 jam dan hanya bisa dilakukan oleh teknisi di bengkel resmi Daihatsu. Recall tersebut juga dilakukan untuk Gran Max yang diekspor ke beberapa negara termasuk di Jepang.
"Ke depan kami berharap tidak terjadi lagi. Kalau dicermati Gran Max sejak 2008 kami sudah memasarkan lebih dari 300.000 unit, dari awal tidak ada masalah. Tahun lalu ada masalah waktu pabrik mengganti mesin yang baru. Ini juga di luar ekspektasi kami. Ke depan kami akan cek semua prosesnya sehingga tidak terjadi lagi," tambahnya.