Bisnis.com, JAKARTA – Chairman Renault Perancis Jean-Dominique Senard menyatakan bahwa peluang penggabungan usaha antara Renault dan Fiat Chrysler masih mungkin terjadi.
Senard menyatakan bahwa saat ini tidak ada penjajakan kerja sama yang tengah dilakukan oleh kedua pihak. Namun, dia tidak menutup kemungkinan akan kembali menjajaki negosiasi yang kandas beberapa waktu lalu itu.
“Hari ini, hal ini [penggabungan usaha] tidak kami bahas. Namun, jangan pernah mengatakan tidak akan terjadi,” katanya dikutip dari Reuters, Selasa (22/10/2019).
Renault yang awal bulan ini menyeluarkan peringatan laba dan menurunkan CEO Thierry Bollore meninggalkan kesepakatan dengan Fiat pada Juni.
Sebelumnya, Pemerintah Italia menyalahkan Pemerintah Prancis dalam gagalnya kesepakatan penggabungan usaha atau merger antara Fiat Chrysler dan Renault.
Menteri Perindustrian Italia Luigi Di Maio mengatakan bahwa campur tangan negara, dalam hal ini Prancis, menjadi faktor utama gagalnya penggabungan usaha itu.
Padahal, menurutnya, apabila kesepakatan tercapai, hal itu akan menjadi operasi pasar yang sangat membantu Italia dan warga Italia.
“Saya yakin Prancis melakukan pembatalan yang buruk atas kesepakatan dalam operasi pasar yang kami hormati ini,” katanya.
Pemerintah Prancis memiliki 15% kepemilikan saham di Renault. Mereka diduga menunda keputusan penggabungan usaha karena masih menunggu kepastian dukungan dari Nissan Motor Co, mitra Renault di Jepang.
Manajemen Renault menjelaskan, mereka tidak dapat mengambil keputusan karena Pemerintah Prancis menunda pemungutan suara pemegang saham ke pertemuan berikutnya.
Dalam rencana sebelumnya, penggabungan usaha ini akan mengurangi biaya operasional sampai dengan US$5,6 miliar per tahun. Bagi Fiat, langkah ini akan membuka akses mereka terhadap teknologi mobil listri yang dimiliki Renault.