Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Urus E-Katalog, Penjualan AMMDes Molor

Penjualan AMMDes kembali molor ke Oktober 2019 kendati sebelumnya dinyatakan akan dipasarkan pada Maret lalu.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendapatkan penjelasan mengenai Ammdes di pabrik PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI) di Citeureup, Jawa Barat, Selasa (26/3/2019). /BISNIS.COM-TOM
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendapatkan penjelasan mengenai Ammdes di pabrik PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI) di Citeureup, Jawa Barat, Selasa (26/3/2019). /BISNIS.COM-TOM

Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan AMMDes kembali molor ke Oktober 2019 kendati sebelumnya dinyatakan akan dipasarkan pada Maret lalu.

Sejauh ini,  PT Kreasi Mandiri Wintor Distribusi (KMWD) selaku distributor, masih mengurus administrasi untuk masuk ke e-katalog.

Direktur KMWD Reiza Tristanto mengatakan, penjualan secara resmi baru dilakukan setelah e-katalog terbit karena menyasar kementerian/lembaga/pemerintah daerah (K/L/PD). Perseroan berharap e-katalog dapat terbit pada Oktober 2019.

"Harapannya begitu [Oktober] karena KLPD enggak mungkin lewat non e-katalog," ujarnya di sela-sela acara Kemenperin AMMDes Digimodz, Senin (5/8/2019).

Adapun, pada Februari lalu, KMWD mengatakan akan memasarkan AMMDes pada Maret 2019.  Kala itu, perusahaan juga sedang mengurus untuk masuk ke e-katalog.

Reiza mengatakan, terdapat dua saluran penjualan yakni melalui e-katalog dan penjualan ritel melalui KMWD. Harga Alat Mekanik Multifungsi Pedesaan (AMMDes), katanya, mulai dari Rp70 juta hingga Rp140 juta untuk aplikasi paling tinggi seperti ambulans.

Menurutnya, pada tahun pertama KMWD akan fokus untuk mengembangkan jaringan purnajual seperti servis dan suku cadang. Hal itu bertujuan, ketika AMMDes telah didistribusikan konsumen tidak mengalami masalah ketika merawat kendaraan perdesaan ini.

Menurutnya, sejauh ini terdapat banyak calon konsumen yang telah menyatakan minat untuk meminang AMMDes. Namun, perusahaan akan memasarkan jika e-katalog terbit karena menyasar pasar lembaga dan pemerintah daerah.

"Pada tahap awal di masa penetrasi, kami siapkan kapasitas produksi sampai 4.000 unit. Tapi nanti kalau memang permintaannya meningkat dengan mudah kami akan tambah kapasitas karena seluruh mesin produksi sudah bisa dibuat lokal," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Thomas Mola
Editor : Galih Kurniawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper