Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Otomotif Minta Kemudahan Investasi

Toyota Astra Motor berharap pemerintah terus memberikan dukungan kepada pelaku industri otomotif salah satunya melalui kemudahan investasi.
Pengunjung mengamati mobil Lamborghini yang dipamerkan pada ajang Lamborghini Jakarta Showcase di Pacific Place, Jakarta, Jumat (5/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Pengunjung mengamati mobil Lamborghini yang dipamerkan pada ajang Lamborghini Jakarta Showcase di Pacific Place, Jakarta, Jumat (5/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Toyota Astra Motor berharap pemerintah terus memberikan dukungan kepada pelaku industri otomotif salah satunya melalui kemudahan investasi.

Executive General Manager Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto berharap pemerintah perlu memberikan kemudahan berinvestasi, dukungan bagi produsen untuk berproduksi di dalam negeri, serta dorongan untuk terus memperkenalkan model baru.

“Industri otomotif mendapatkan perhatian lebih, khususnya kemudahan berinvestasi, pro lokalisasi, dan dorongan ke ATPM [agen tunggal pemegang merek] untuk memperkenalkan model-model barunya. Terakhir tentunya kemudahan untuk calon pembeli dan pemilik kendaran bermotor [uang muka 0%],” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (17/4/2019).

Toyota merupakan salah satu merek yang paling banyak memproduksi kendaraan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan eskpor. Beberapa model yang diproduksi di pabrik Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di antaranya Kijang Innova, Fortuner, Sienta, Vios, dan Fortuner.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat TMMIN menjadi pabrik yang paling produktif dengan memproduksi 118.010 unit pada kuartal I/2019. Toyota juga menjadi kontributor terbesar hingga 37,5% dari total produksi 314.901 unit.

Pentingnya kendaraan yang diproduksi dalam negeri juga diyakni oleh PT Suzuki Indomobil Sales (SIS). Direktur Marketing 4W PT SIS Donny Saputra mengatakan bahwa penjualan bisa didorong oleh permintaan yang sifatnya natural maupun yang diciptakan atau dikembangkan melalui sejumlah program.

“Impor produk tetap kalau ada permintaan. Kami tidak menyiapkan program. Kalau untuk produk lokal, kami penuhi permintaan sekaligus kami buat program-program marketing untuk mendorong permintaan, termasuk mendorong juga ekspor,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Thomas Mola
Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper