Bisnis.com, JAKARTA - Hyundai Motor Co, Kamis (31/1) mengatakan akan menginvestasikan 53 miliar won (sekira Rp661.162.018.710) dalam usaha patungan pabrik mobil lokal dan pemerintah kota Gwangju.
Hyundai akan mengakuisisi 19% saham di perusahaan patungan itu, dengan pemerintah provinsi Gwangju memegang 21% saham senilai 59 miliar won. Pabrik mobil akan didirikan di Gwangju, 330 kilometer barat daya Seoul.
"Perusahaan berpartisipasi dalam usaha gabungan sebagai investor non-manajemen dan akan memproduksi mini SUV di pabrik," kata Hyundai, dikutip dari Yonhap, Jumat (1/2/2019).
Keputusan itu memungkinkan perusahaan untuk memasuki kembali pasar mobil mini dengan memproduksi 160.000 unit per tahun setelah Hyundai menghentikan produksi Atoz sekitar dua dekade lalu.
Juru bicara perusahaan mengatakan saat dihubungi melalui telepon, diperlukan biaya hingga 700 miliar won untuk membangun pabrik. Pemerintah Gwangju berencana untuk mengumpulkan dana sebesar 280 miliar won, termasuk 112 miliar won dari pemerintah Gwangju dan Hyundai di paruh pertama pada tahun ini. Ini akan meminjam sisa 420 miliar won dari lembaga keuangan.
"Jika pemerintah kota gagal mengumpulkan semua dana yang diperlukan, proyek pabrik mobil akan dibatalkan," katanya.
Pekerja di pabrik Gwangju akan menerima gaji awal sebesar 35 juta won setahun jika proyek dimulai dan mulai berproduksi, kata pernyataan itu.
Awalnya, para pekerja diharapkan untuk menghasilkan 350.000 kendaraan kumulatif di pabrik sambil menerima kenaikan gaji tergantung pada kinerja bisnis, kata juru bicara itu.
Tetapi pekerja yang berserikat di Hyundai menentang keras investasi perusahaan, dengan alasan pelanggaran kepercayaan dan pelanggaran perjanjian bersama yang ada.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah keputusan itu, serikat pekerja mengatakan akan mempertimbangkan untuk melakukan "pemogokan habis-habisan" di pabrik domestik Hyundai Motor dan afiliasinya Kia Motors Corp. dalam upaya bersama untuk memprotes keputusan investasi sepihak perusahaan.