Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Sebut 4 Sukses KBH2

Sedikitnya, terdapat empat dampak kehadiran KBH2 yakni meningkatkan investasi sektor otomotif, pendalaman manufaktur, meningkatan ekspor dan penerimaan negara berupa pajak kendaraan.
Proses produksi mobil di Karawang Assembly Plant (KAP) milik Astra Daihatsu Motor (ADM). (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta)
Proses produksi mobil di Karawang Assembly Plant (KAP) milik Astra Daihatsu Motor (ADM). (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta)

Bisnis.com, JAKARTA-Pemerintah mengklaim program kendaraan bermotor hemat bahan bakar (KBH2) berkontribusi positif terhadap perkembangan industri otomotif nasional.

Sedikitnya, terdapat empat dampak kehadiran KBH2 yakni meningkatkan investasi sektor otomotif, pendalaman manufaktur, meningkatan ekspor dan penerimaan negara berupa pajak kendaraan.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Harjanto mengatakan, pihaknya telah melakukan evaluasi terhadap program KBH2 atau yang lebih dikenal dengan low cost green car (LCGC). Program tersebut telah merangsang pabrikan untuk melakukan investasi dan mendorong terjadinya peningkatan konten lokal pada kendaraan.

"Kemarin beberapa waktu lalu, sudah kami evaluasi dari perolehan pajak, ada yang bilang lost, ternyata cost and benefit yang didapat berdasarkan analisis kami, banyak pajak yang bisa di-create," ujarnya baru-baru ini.

Harjanto menjelaskan, jika pemerintah tidak melakukan program KBH2 maka pasar otomotif di dalam negeri berpotensi dibanjiri produk impor. Sebaliknya, kehadiran LCGC selain untuk pasar dalam negeri, beberapa model kendaraan KBH2 ini telah diekspor yang mana sesuai dengan cita-cita “Making Indonesia 4.0.”

Tercatat terdapat dua produk LCGC yang telah menjadi salah satu andalan untuk pasar ekspor yakni Wigo produksi Daihatsu yang dikapalkan secara utuh dan Karimun Wagon produksi Suzuki yang diekspor secara terurai. Ekspor kedua kendaraan LCGC ini menunjukkan tren positif karena terus meningkat setiap tahunnya.

Harjanto melanjutkan, dari sisi penerimaan negara, kendaraan LCGC ikut berkontribusi melalui pajak. Selain itu, terjadi peningkatan investasi sektor otomotif sebesar Rp17,9 triliun yang sangat membantu pendalaman industri otomotif nasional. "Kalau itu [LCGC] gak ada kan diisi oleh pasar orang," tambahnya.

Seperti diketahui, program LCGC diatur melalui Peraturan Pemerintah No.41/2013. Sejak program itu diluncurkan pada 2013, penjualan kendaraan LCGC dengan cepat melaju meraih pangsa pasar hingga sekitar 20% karena harga yang terjangkau.

Hingga sejauh ini, tercatat lima pabrikan yang ikut program KBH2 yakni Honda, Toyota, Daihatsu, Datsun dan Suzuki. Pada tahun ini, penjualan LCGC sedikit melambat karena peningkatan suku bunga kredit dan kehadiran beragam city car yang harganya berdekatan dengan harga LCGC.

Berdasarkan peta jalan sektor otomotif, pemerintah tengah menyiapkan program lanjutan setelah KBH2 yakni low carbon emission vehicle (LCEV). Namun, hingga sejauh ini belum begitu jelas arah lanjutan program kendaraan ramah lingkungan tersebut.

Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan, pelaku usaha masih menunggu perkembangan peraturan terkait LCEV sebelum memutuskan meningkatkan investasi, menyiapkan produk dan lainnya.

"Selama peraturan ini belum keluar, kami juga masih meraba-raba dan belum mengetahui keputusan pemerintah seperti apa," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Thomas Mola
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper