Bisnis.com, JAKARTA—PT Eurokars Motor Indonesia akan mengurangi jumlah impor mobil pada tahun depan, dan segera mempercepat studi investasi perakitan kendaraan roda empat di dalam negeri.
Presiden DirekturPT Eurokars Motor Indonesia (EMI) Roy Arman Arfandi mengungkapkan, pihaknya sedang meninjau kembali kuota impor yang dilakukan oleh perusahaan.
“Saat ini, kami lagi me-review kembali kuota impor kami. Terutama untuk tahun depan, kami juga akan membatasi impor kami sehingga tidak terlalu banyak juga agar mendukung usaha pemerintah mengurangi defisit,” kata Roy di Jakarta, Sabtu (20/10).
Dia menjelaskan, impor kendaraan roda empat yang kurang laris kemungkinan dikurangi dari rencana awalnya pada tahun depan. Adapun mobil yang cukup laris terjual akan diusahakan tetap diimpor dengan jumlah yang sudah direncanakan.
“Saya mesti cek dulu ke bagian finance, tetapi rasanya sih untuk kuota impor mungkin akan lebih rendah dari target kami,” katanya.
Pihaknya juga sedang mempelajari kemungkinan melakukan perakitan di Indonesia. Saat ini, studi yang tengah dilakukan masih dalam tahap awal diskusi dengan prinsipal di Singapura dan akan didiskusikan dengan Mazda Jepang.
Baca Juga
Perusahaan, ujarnya, mempercepat studi perakitan lokal seiring dengan ada upaya pemerintah menekan impor. Sebelumnya, perusahaan berencana melakukan perakitan lokal setelah target skala keekonomian penjualan tercapai. “Tapi karena ada dorongan pemerintah, kami percepat studi kelayakan melakukan assembling.”
Studi perakitan di dalam negeri, lanjutnya, kemungkinan selesai kurang dari 2 tahun. Saat ini perusahaan mendatangkan kendaraan roda empat secara utuh atau completely built up (CBU).
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, defisit neraca perdagangan otomotif kian melebar pada Juli 2018. Selama 7 bulan pertama tahun ini defisit sektor otomotif menyentuh US$1,06 miliar. Defisit itu melebar cukup dalam dibandingkan dengan defisit pada akhir 2017 yang senilai US$630,83 juta.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (ILMATE) Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan, Kementerian Perindustrian telah melakukan berbagai upaya untuk menekan defisit sejak triwulan I/2018 seperti mendorong ekspor dan mengendalikan impor.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), impor Mazda pada 9 bulan tahun ini 4.390 unit atau lebih banyak 58,6% dibandingkan dengan impor pada periode yang sama tahun lalu, 2.768 unit.
Penjualan ke diler Mazda pada 9 bulan tahun ini berbandig lurus dengan jumlah kendaraan yang diimpor.
Adapun penjualan ritel Mazda pada Januari - September tahun ini sebanyak 4.641 unit, lebih tinggi 2.144 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 2.497 unit.
EMI menargetkan penjualan mobilnya pada tahun ini 6.000 unit. Mazda CX-5 merupakan model tulang punggung penjualan perusahaan. (Yudi Supriyanto)