Bisnis.com, JAKARTA--PT Tata Motors Distribution Indonesia memproyeksikan terjadi kenaikan harga kendaran mengingat fluktuasi rupiah. Tata Motors yang menggunakan status completely built up dari India berpedoman pada nilai dolar Amerika Serikat.
Presiden Direktur PT Tata Motors Distribution Indonesia (TMDI) mengatakan, penyesuaian harga dilakukan karena perlemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Penyesuaian harga akan dikalkulasi ulang, dan kemungkinan bisa terjadi 4 atau 5 bulan mendatang.
"Masalah mata uang, Tata Motors tidak bisa berbuat apa-apa itu. Perlemahan rupiah itu di luar kontrol kami," ujarnya di Jakarta, Jumat (13/7/2018).
Tata Motors merupakan pabrikan India yang masuk ke Indonesia dengan menggunakan completely built up (CBU) atau impor utuh dari luar negeri. Tak ayal perlemahan nilai tukar rupiah sangat berdampak pada harga kendaran.
Sejauh ini fokus bisnis TMDI ialah pada segmen kendaraan pikup dan truk. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia ( Gaikindo), sepanjang semeter I/2018 TMDI berhasil memasarkan sebanyak 538 unit kendaraan. Dari jumlah itu, pikup menyumbang sebanyak 384 unit atau setara dengan 71,3% dari total penjualan Tata Motors.
Sebelumnya, Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengungkapkan, pelemahan nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan berdampak terhadap struktur biaya mobil jika terjadi dalam jangkau lama.
Baca Juga
Menurutnya, para agen pemegang merek harus bekerja keras untuk menghitung ulang harga kendaraan yang ditawarkan kepada konsumen karena masih terdapat transaksi terkait kendaraan bermotor mobil dengan menggunakan dolar Amerika Serikat.