Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia mencatat total pengapalan kendaraan roda dua pada empat bulan pertama tahun ini lebih tinggi 41,10% dibandingkan dengan Januari-April 2018.
Pertumbuhan ekspor tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pengapalan pada empat bulan pertama 2017 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni 26,21%.
AISI menunjukkan, total pengapalan kendaraan luar negeri pada Januari-April 2018 mencapai 174.123 unit, sementara pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 123.403 unit.
Pengapalan sepeda motor Yamaha menjadi merek yang terbanyak hingga April 2018 dengan total ekspor mencapai 96.900 unit, kemudian Honda, Suzuki, TVS, dan Kawasaki.
Masih dalam data AISI, pengapalan kendaraan roda dua pada April 2018 mencapai 44.271 unit, lebih tinggi 25,95% dibandingkan dengan ekspor pada April 2017. Namun, ekspor kendaraan roda dua pada April 2018 tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pengapalan pada bulan sebelumnya.
Sigit Kumala, Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), mengatakan, pengapalan kendaraan roda dua dari Indonesia ke beberapa negara lebih tinggi selama empat bulan pertama 2018 dibandingkan Januari-April 2017 lantaran produk-produk dari dalam negeri lebih kompetitif.
Baca Juga
Kondisi tersebut, lanjutnya membuat permintaan terhadap kendaraan roda dua dari negara-negara lain mengalami peningkatan. "Ah bukan pelemahan rupiah, namun memang ada permintaan dari negara importir, karena produk kita mampu bersaing ya," kata Sigit kepada Bisnis pada Minggu (13/5/2018).
Dia menjelaskan, produk-produk kendaraan dari dalam negeri bisa memiliki harga yang kompetitif dibandingkan negara lain lantaran produksi di dalam negeri cukup banyak.
Tercatat, kendaraan roda dua yang didistribusikan di pasar dalam negeri sepanjang empat bulan pertama tahun ini mencapai 2,04 juta unit. Total distribusi tersebut lebih tinggi 13,90% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 1,79 juta unit.
Distribusi kendaraan bermotor roda dua di dalam negeri berada di atas 5 juta unit. Pada tahun lalu, jumlahnya mencapai 5,89 juta sementara pada tahun sebelumnya sebanyak 5,93 juta unit. "Memang kalau kita bisa produksi cukup banyak, harga kami menjadi lebih kompetitif ya," katanya.
Selain harga yang lebih kompetitif, dia melanjutkan, faktor lain yang menyebabkan pengapalan kendaraan roda dua dari Indonesia ke negara-negara lain mengalami peningkatan adalah kualitas produk yang dihasilkan dari pabrikan di dalam negeri.
Kemudian, kondisi ekonomi negara importir yang membaik juga menjadi salah satu penyebab. Menurutnya, pasar kendaraan roda dua di pasar Asean akan membaik hingga akhir tahun ini mengingat kondisi ekonomi yang juga mengalami perbaikan.
Terkait dengan penurunan pengapalan pada April 2018 dibandingkan Maret 2018, dia menuturkan kondisi ekspor tidak bisa dilihat secara bulanan. "Kan enggak bisa dilihat per bulan, tergantung stock pembeli di sana ya," katanya.