Bisnis.com, JAKARTA—Para pelaku usaha otobus memilih menggunakan sasis dengan fitur keamanan dan kenyamanan yang mumpuni untuk kendaraan niaga bus yang dioperasikan pada jarak jauh.
Kurnia Lesani Adnan, Direktur PT SAN Putra Sejahtera, mengatakan bahwa pihaknya menggunakan sasis Scania tipe K410 IB 6x2 untuk kendaraan niaga bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dengan trayek jarak jauhnya.
Kendaraan niaga bus dengan sasis Scania tipe K410IB 6x2 tersebut memiliki trayek Pasir Pangaraian – Pekan Baru – Lintas Timur – Lampung – Jakarta – Semarang – Solo – Tulungagung – Blitar secara pulang-pergi.
“Scania K410IB 6x2 dipilih karena fitur keamanan dan kenyamanannya yang dianggap mumpuni untuk perjalanan panjang penumpang bus ini,” kata Kurnia kepada Bisnis pada Kamis (10/5/2018).
Dia menambahkan, kendaraan niaga bus yang menggunakan sasis Scania tipe K410IB 6x2 tersebut memiliki kapasitas mesin 410 tenaga kuda, dilengkapi dengan ABS, brake retarder, ecs, hild hold, dan cruise control.
Saat ini, perusahaan mulai mengoperasikan kendaraan niaga bus premium dengan sasis Scania K410IB 6x2 tersebut guna menyambut pembangunan infrastruktur tol yang tengah dilakukan pemerintah, baik di Sumatera dan Jawa.
Baca Juga
Bus kelas premium ekonomi dengan kapasitas 54 bangku tersebut dilengkapi dengan ruangan merokok, toilet, usb port charger, dan audio video. Adapun perusahaan karoseri yang membangun badan bus adalah karoseri Laksana.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan ritel kendaraan niaga bus pada tiga bulan pertama tahun ini lebih rendah 20,70% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Penjualan bus dengan kategori GVW 5—10 ton pada Januari-Maret 2018 mencapai 428 unit atau minus 20,30% dibandingkan dengan Januari-Maret 2017, 537 unit. Kemudian, bus GVW 10—24 ton mencapai 469 unit pada kuartal pertama, turun 21,83% dari Januari-Maret 2017, 600 unit.
Berbeda dengan bus kategori GVW 5—10 ton dan 10—24 ton, masih dalam data Gaikindo, penjualan ritel kendaraan niaga bus dengan GVW >24 ton tumbuh 37,5% dari 8 unit menjadi 11 unit pada kuartal pertama 2018.