Bisnis.com, JAKARTA - Laba bersih bisnis otomotif PT.Astra International Tbk (Grup Astra) di sepanjang kuartal pertama tahun ini (Januari-Maret 2018) mengalami tekanan dengan penurunan sebesar 8% menjadi Rp2,1 Triliun, dari periode sama tahun sebelumnya, Rp2,28 Triliun.
Presiden Direktur Astra International, Prijono Sugiarto mengatakan penurunan disebabkan oleh meningkatnya kompetisi di pasar mobil.
"Penjualan mobil secara nasional meningkat 3% menjadi 292.000 unit. Namun, penjualan nasional mobil Astra menurun sebesar 12% menjadi 142.000 unit yang disebabkan oleh kompetisi yang semakin ketat sehingga pangsa pasar Astra menurun dari 57% menjadi 49%," katanya dalam pernyataan pers yang diterima Bisnis, Selasa (24/4/2018).
Grup Astra telah meluncurkan tujuh model baru dan dua model revamped selama periode ini.
Merek otomotif yang berada dalam kendali Astra International yakni Toyota, Daihatsu, Isuzu, Peugeot.
Dia mengemukakan penjualan sepeda motor nasional meningkat sebesar 4% menjadi 1,5 juta unit. Penjualan sepeda motor dari PT.Astra Honda Motor (AHM) stabil sebesar 1,1 juta unit, disebabkan oleh pengelolaan inventori dalam rangka peluncuran beberapa model utama, yang mengakibatkan pangsa pasar AHM menurun dari 77% menjadi 73%.
"Grup telah meluncurkan satu model baru dan lima model revamped selama periode ini".
PT Astra Otoparts Tbk, bisnis komponen Grup, mencatat penurunan laba bersih sebesar 1% menjadi Rp146 miliar, meskipun terdapat kenaikan pendapatan sebesar 11%.
"Penurunan laba bersih terutama disebabkan oleh penurunan kontribusi dari perusahaan patungan dan entitas asosiasi, yang terkena dampak dari kerugian translasi mata uang asing ," katanya.
Dalam beberapa bulan ke depan, bisnis otomotif Grup Astra masih diperhadapkan pada kian ketatnya persaingan di pasar mobil.
Secara keseluruhan,laba bersih konsolidasian Grup Astra mencapai Rp5,0 triliun, turun 2% dibandingkan dengan laba bersih konsolidasian grup pada periode yang sama tahun lalu.