Bisnis.com, JAKARTA – Pembuat mobil asal Jepang, Nissan Motor dan Mitsubishi Motors akan berbagi platform untuk produksi kabin ganda di Asia Tenggara yang dimulai sekitar 2021. Hal ini diharapkan dapat memotong biaya produksi.
"Berbagi platform adalah hal yang harus dilakukan," kata Yutaka Sanada, Kepala Operasi Regional Asia Tenggara dan Oceania, mengutip Nikkei Asian Review, Selasa (21/11/2017).
Platform perusahaan untuk kendaraan listrik dan hibrida juga bisa dikonsolidasikan. Dua produsen mobil tersebut membentuk aliansi pada bulan Oktober 2016 saat Nissan mengambil 34% saham di Mitsubishi. Keduanya pun sudah memulai diskusi soal penggabungan fitur dari merek kabin ganda yang ada, Nissan Navara dan Mitsubishi Triton, ke dalam platform baru.
Namun sebelum itu, Nissan berencana meluncurkan versi mobil kecil serbaguna (LMPV) milik Mitsubishi yang diluncurkan pertengahan tahun ini, yakni Xpander. Kendaraan yang akan diproduksi di pabrik Mitsubishi Indonesia, sudah mulai dijual di Indonesia dan tahun depan akan mulai dikirim ke negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia.
"Itu tidak akan menjadi produksi silang yang sederhana. Kami meluangkan waktu untuk membangun merek Nissan yang terpisah,” kata Sanada.
Adapun aliansi ini bertujuan untuk mengurangi biaya produksi sebesar 20% melalui sinergi pada tahun 2019. Konsolidasi logistik, gudang, fasilitas pelatihan dan operasi purna jual sudah berjalan di pasar seperti Australia, Filipina dan Thailand.
Baca Juga
Bagi Nissan dan Mitsubishi, skala produksi yang lebih besar tidak hanya akan memberikan daya tawar yang lebih kuat, tetapi akan memungkinkan investasi lebih besar yang tidak dapat mereka hasilkan sendiri.
"Investasi yang dibutuhkan untuk melokalisasi [produksi] akan bisa dicapai jika kita memiliki gabungan volume produksi Nissan dan Mitsubishi," kata Sanada.
Dia mengatakan Nissan sendiri berharap dapat menggandakan volume penjualannya di Asia Tenggara dan Oceania pada tahun 2023. Pada tahun fiskal 2016, volume penjualan di wilayah ini mencapai 341.000 unit.