Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan otomotif Jerman, Daimler AG berencana menanamkan modal sebesar 5 miliar yuan atau sekitar US$755 juta di China.
Investasi tersebut untuk mendirikan fasilitas pabrik perakitan mobil listrik dan baterai. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk membantuk Mercedes-Benz dan Smart tumbuh sejalan dengan kebijakan mobil listrik di China.
Hubertus Troska, Kepala Operasi China Daimler AG mengatakan kepada wartawan bahwa investasi tersebut merupakan bagian dari inisiatif perusahaan untuk mengembangkan mobil listrik secara global.
Sebelumnya Daimler mengumumkan akan investasi sebesar US11,8 miliar untuk pengembangan kendaraan dengan energi baru terbarukan.
Menurut Asosiasi Manufaktur Otomotif China, negara ini memiliki ambisi untuk menjadi pemimpin pasar dalam hal teknologi mobil listrik.
China telah menetapkan aturan ketat mengenai mobil berbasis tenaga listrik yang rencananya akan mulai berlaku dalam waktu dekat. Kabar terakhir menyebutkan bahwa regulasi ini akan berlaku mulai 2019, tetapi ada kemungkinan dipercepat menjadi semester kedua 2018.
Baca Juga
China memiliki target ambisius mengejar produksi mobil listrik sebanyak 2 juta unit pada 2020. Selain regulasi ketat, Negeri Tirai Bambu mewacanakan melarang mobil bermesin bensin konvensional.
Adapun Cina saat ini menjadi negara dengan populasi mobil listrik tertinggi di dunia. Negara ini telah melampaui Amerika Serikat dalam hal pertumbuhan.
Sepanjang tahun lalu kendaraan berbasis tenaga listrik terjual sebanyak 507.000 unit di China.