Bisnis.com, JAKARTA - Nissan Motor Co Ltd merevisi target laba usaha tahun fiskal 2017 yang akan berakhir pada 31 Maret 2018.
Laba usaha direvisi menjadi 645 miliar yen atau turun 40 miliar yen dibandingkan dengan yang ditetapkan pada awal tahun fiskal 2017. Revisi ini dilakukan setelah perhitungan kerugian akibat skandal pabrik di Jepang dan segala bentuk efisiensi biaya lainnya.
Meski demikian, pendapatan bersih yang telah diperkirakan sebelumnya tidak berubah. Nissan melihat non-operasional dan tingkat pajak efektif membaik.
Adapun Nissan Motor telah mengumumkan laporan keuangan untuk periode enam bulan pertama tahun fiskal 2017. Perusahaan membukukan laba usaha 281,8 miliar yen dari pendapatan bersin 5,65 triliun yen. Dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah tersebut turun 13,24%.
Nissan mengatakan bahwa skandal inspeksi kendaraan di pabrik Jepang dan masalah kantung udara di Amerika Serikat menjadi satu penyebab turunnya laba perusahaan. Tanpa biaya khusus untuk kedua hal itu, perusahaan mengklaim laba usaha di semester pertama tahun fiskal 2017 mencapai 322,6 miliar yen.
Pada kuartal keuda, tanpa biaya khusus, laba operasi tercatat naik 9,2% menjadi 169,3 miliar yen. Hal ini disebabkan naiknya permintaan di wilayah Jepang dan China. Penjualan mobil Serena, Note e-Power, X-Trail, dan Sylphy meningkat di kedua negara itu.