Bisnis.com, JAKARTA – PT ExxonMobil Lubricants Indonesia mempersiapkan diri untuk menyambut aturan pemerintah soal Euro 4 yang akan diterapkan pada 2021. Dengan peningkatan standar emisi di Indonesia, pelaku industri otomotif juga memerlukan spesifikasi pelumas lebih tinggi.
Perusahaan yang fokus pada konsumen kendaraan niaga ini meluncurkan Mobil Delvac MX ESP dalam pameran Indonesia Transport Supply Chain and Logistic 2017. Pelumas ternyar dengan viskositas 15W-40 ini diperuntukkan bagi mesin kendaraan truk berat (HDT) dan bus.
General Manager Automotive Sales ExxonMobil Lubricants Indonesia Alfin Kurniadi mengatakan Mobil Delvac dirancang untuk memenuhi dan melampaui persyaratan kinerja dalam spesifikasi industri.
"Hal ini dapat terlihat dari uji formula CK-4 yang menunjukkan bahwa Mobil Delvac mampu memperpanjang usia mesin hingga 30 juta mil [48,28 juta Km] perjalanan," katanya di Jakarta, Selasa (10/10/2017).
API CK-4 adalah sertifikat terbaru dari American Petroleum Institute’s (API) untuk pelumas mesin diesel. Standar spesifikasi baru ini sudah ditetapkan sejak 1 Desember 2016.
Mobil Delvac MX ESP diformulasikan dengan sistem aditif yang memberikan perlindungan terhadap keausan mesin. Kelebihan lain pelumas ini adalah melampaui standar API CK-4. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan kontrol viskositas hingga 80% pada temperatur tinggi, kemampuan antiwear naik hingga 20%, dan daya tahan oksidasi sampai dengan 50%.
"Penggunaan pelumasi ini juga sangat cocok untuk semua tipe kendaraan berat baik untuk konstruksi, pertambangan, penggalian, dan pertanian," ujar Alfin.
Selanjutnya Mobil Lubricants berkomitmen mewujudkan pelumas terbaik bagi truk berat dan bus. Satu di antaranya dengan cara pembaharuan produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan di industri ini.
ExxonMobil memulai bisnis di Pulau Jawa pada 1928. Kemudian pada 1912, Standard Oil Company of New Jersey memulai eksplorasi di Nusantara.
Saat ini PT ExxonMobil Indonesia memasarkan pelumas di bawah merek dagang Mobil sebanyak 150.000 barel per tahun. Perusahaan ini masuk ke pasar bahan bakar untuk pelanggan niaga pada 2016.
POTENSIAL
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman mengatakan bisnis pelumas untuk kendaraan niaga sanga potensial. Saat ini 90% pengiriman logistik di Indonesia menggunakan truk. “Bisnis [pelumas] ini sangat kompetitif. Ada sekitar 6,2 juta unit truk di Indonesia,” tambahnya.
Dia menjelaskan dengan jumlah tersebut, penjualan truk di Indonesia sudah terbilang matang. Dengan demikian saat ini efisiensi biaya adalah hal yang paling dicari oleh para pelaku usaha. “Keutungan dari efisiensi biaya itu yang menentukan sukses atau tidaknya bisnis truk,” katanya.
Satu di antanya untuk menyikapi hal tersebut adalah pemilihan oli yang tepat. Apabila salah memilih pelumas dapat berakibat pada kerusakan mesin dan pada akhirnya berpengaruh pada produktivitas perusahaan. Sebab itu pelumas yang memberikan efisiensi biaya paling tinggi, secara otomatis akan dipilih oleh konsumen.