Bisnis.com, MALANG – PT Honda Prospect Motor (HPM) mengatakan masih menunggu prinsipal soal penarikan (recall) sedan Accord. Perusahaan memastikan akan segera menindaklanjuti begitu mendapat daftar suku cadang yang perlu diperbaiki.
Jonfis Fandy, Marketing and After Sales Service Director HPM mengatakan kemungkinan Indonesia juga terkenda dampak dari penarikan unit Accord. “Saya dengar itu di seluruh dunia. Biasanya termasuk Indonesia, karena Accord masih CBU [completely built up],” katanya di sela-sela acara uji berkendara All New Honda CR-V, Malang, Jawa Timur, Kamis (20/7/2017).
Dia menjelaskan bahwa saat ini Accord diimpor secara utuh atau CBU dari pabrik perakitan Thailand. Suku cadang yang digunakan bisa saja sedikit berbeda.
Sebab itu HPM akan menunggu terlebih dahulu daftar resmi kerusakan dari prinsipal. Lazimnya prinsipal akan memberikan informasi dalam jangka waktu satu bulan.
HPM akan proaktif melakukan pemberitahuan kepada konsumen. “Bisa juga nanti dikasih tahu saat melakukan servis rutin di bengkel resmi,” kata Jonfis.
Nantinya HPM menjamin segala kerusakan tersebut akan diperbaiki tanpa dipungut biaya apapun. Perbaikan umumnya tidak akan memakan waktu lama apabila suku cadang yang perlu diganti tersedia.
Kabar penarikan unit Accord ini disiarkan oleh Honda Motor. Pabrikan asal jepang ini menyampaikan sekitar 2,1 juta unit Accord di seluruh dunia bermasalah dengan sensor baterai 12 volt.
Chris Martin, juru bicara produsen mobil Jepang tersebut mengatakan sensor baterai tersebut memiliki risiko kebakaran. Penarikan akan mencakup 1,15 juta unit Accord tahun 2013—2016 di Amerika Serikat dan hampir 1 juta unit di negara lain.
Honda pertama kali menerima klaim kebakaran kompartemen mesin di wilayah Kanada pada 2015 lalu, dan mulai menyelidiki masalah ini. Pada awal 2016, mereka kembali menerima klaim tentang kebakaran serupa di China.
Tercatat, sampai pengumuman dilakukan pekan lalu telah ada 3.972 klaim garansi. Dari jumlah tersebut belum ada laporan soal adanya cedera atau luka-luka.
Honda mengatakan kondisi ini terjadi, kemungkinan karena sensor baterai tidak cukup tertutup rapat dari gangguan embun atau tetesan air. Seiring waktu, tetesan air yang sudah tercampur dengan garam jalan atau bahan lainnya bisa masuk ke dalam sensor baterai, yang menyebabkan karat dan akhirnya menyebabkan korsleting listrik.
Adapun berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan Honda Accord di Indonesia sebanyak 1.411 unit sepanjang 2014—2016. Bila dibandingkan produk Honda lain, kontribusi model ini terhadap total volume penjualan terbilang kecil.
Sebagai perbandingan, rata-rata angka penjualan tahunan HPM sejak 2014 sekitar 152.314 unit. Kontribusi besar diberikan oleh LMPV (low multi purpose vehicle), LSUV (low sport utility vehicle), SUV, dan mobil murah ramah lingkungan atau LCGC.
Kendati demikian HPM tetap mempertahankan penjualan sedan dengan harapan pasar ini akan berkembang seiring dengan regulasi yang tengah dirancang pemerintah. Pemerintah bersama Gaikindo dan sejumlah praktisi otomotif merancang regulasi agar model lain, termasuk sedan dapat kompetitif di pasar dalam negeri.