Bisnis.com, JAKARTA - Lancarnya arus distribusi menjadi faktor utama peningkatan laju penjualan motor gede (moge) pada bulan lalu. Pasalnya, mayoritas moge yang dipasarkan di Indonesia masih diimpor secara utuh atau completely built up (CBU) dari negara prinsipal.
"Moge masalahnya pada distribusi pihak prinsipal. Kalau distribusi lancer penjualan juga akan baik," kata Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala kepada Bisnis, Rabu (14/6/2017).
Data yang dirilis Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan moge pada Mei lalu tercatat sebanyak 73 unit.
Angka tersebut naik sekitar 128% dibandingkan capaian pada bulan yang sama tahun lalu yakni hanya sebanya 32 unit. Secara kumulatif, penjualan selama periode Januari-Mei 2017 sama dengan Januari-Mei tahun lalu, yakni sebanyak 297 unit.
Dikutip dari data AISI, seluruh agen pemegang merek (APM) yang bermain di kelas ini, yakni PT Astra Honda Motor, PT Kawasaki Motor Indonesia, serta PT Suzuki Indomobil Sales sama-sama berhasil menorehkan peningkatan penjualan.
Sigit menambahkan, secara kondisi ekonomi, daya beli moge tidak terpengaruh dengan gejolak ekonomi atau gangguan dari perusahaan pembiayaan. Pasalnya, mayoritas konsumen melakukan pembelian secara tunai.
"Kebanyakan konsumen moge tidak ada yang kredit. Jika diperkirakan sekitar 40%-50% konsumen motor jenis ini membayar dengan tunai," ujarnya.