Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi ritel yang belum bergerak dituding menjadi penyebab kelesuan penjualan kendaraan niaga ringan pikap dalam 3 bulan pertama tahun ini.
Berdasarkan data Gabungan Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan pikap pada kuartal I/2017 hanya sebanyak 35.544 unit. Angka tersebut turun sekitar 13,9% dibandingkan capaian pada kuartal I/2016 yang mencapai 41.286 unit.
"Pasar pikap sangat tergantung pada ekonomi ritel. Selama itu belum bangkit, penjualan juga tidak akan bagus," kata Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia Mukiat Sutikno kepada Bisnis, Rabu (26/4/2017).
Hyundai merupakan pemain baru di segmen pikap. Melalui produknya, H-100 pabrikan asal Korea Selatan ini mencoba untuk mengisi celah sempit di kelas komersial ringan. Namun, penjualan mobil yang diluncurkan pada akhir tahun lalu ini masih belum menggembirakan.
Gaikindo mencatat, penjualan model ini selama 3 bulan pertama 2017 hanya sebanyak 1 unit. Mukiat mengakui, selain kondisi ekonomiu, persaingan di kelas komersial ringan memang cukup berat.
Di sisi lain, menurutnya momentum perayaan Idulfitri belum cukup mampu menggerakkan ekonomi ritel dan penjualan segmen pikap. Menurutnya, pasar kendaraan jenis ini akan membaik pada semester kedua.
"Kalau Idulfitri jadi stimulus tentu saat ini sudah terasa dampaknya. Tapi ini belum," keluh Mukiat.