Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan otomotif raksasa yang berbasis di Munich, Jerman, BMW AG akan menghadirkan peluncuran terbesar sepanjang sejarah. BMW akan meluncurkan 40 model terbaru termasuk model SUV BMW New X2 Compact dan BMW X7 pada dua tahun mendatang.
Langkah itu ditempuh sebagai upaya untuk meningkatkan persaingan setelah sebelumnya BMW harus mengakui kekalahannya kepada Mercedes-Benz yang mencatat penjualan tertinggi di dunia.
Rencana peluncuran besar-besaran tersebut telah menghabiskan investasi lebih dari 10 miliar euro atau setara US$10,8 miliar. Dana tersebut dikucurkan untuk mendukung pengembangan sejumlah model dan teknologi terbaru demi transisi ke era mobil robot bertenaga listrik.
“Kami tengah merencanakan peluncuran terbesar yang pernah ada,” ungkap Chief Executive Officer BMW AG Harald Krueger dalam konferensi pers tahunan BMW.
“Kami telah mulai melakukan transformasi tidak seperti apa perusahaan kami yang terlihat sebelumnya,” tambahnya.
Ini merupakan perubahan haluan yang dilakukan Krueger setelah dirinya mengambilalih perusahaan pada 2015 silam. Ia bermaksud merevitalisasi pertumbuhan setelah profitabilitas perusahaan sempat anjlok ke posisi terendah dalam enam tahun terakhir di tahun 2016. BMW juga sempat merosotnya posisi penjualan di bawah pesaingnya, Mercedes-Benz, untuk pertama kalinya selama lebih dari satu dekade.
Baca Juga
Lonjakan Biaya
Untuk merealisasikan rencana besar tersebut, tentu saja BMW mengeluarkan dana tidak sedikit. Jumlahnya hingga 5,16 miliar euro atau 5,5% dari total pendapatan. Dan tersebut dikucurkan untuk mendukung penelitian dan pengembangan model selama setahun lalu.
Bahkan, BMW akan menggelontorkan investasi lebih besar dalam dua tahun mendatang. Kondisi tersebut membuat perusahaan memprediksi laba dan pendapatan akan naik tipis pada 2017.
Meski demikian, nilai investasi BMW pada dua tahun mendatang masih lebih rendah dibandingkan perusahaan induk Mercedes-Benz, Daimler AG, yang mencapai 16,2 miliar euro.
Dari 40 model terbaru tersebut, BMW berencana mendorong penjualan kendaraan mewah dengan tujuan menantang pihak Mercedes-Benz sekaligus mengukuhkan posisinya sebagai merek terkuat di segmen mobil mewah.
“Profitabilitas lebih penting bagi kami daripada volume penjualan,” jelas Chief Financial Officer BMW, Nicolas Peter.