Bisnis.com, JAKARTA - Proyeksi mengejutkan datang dari Pemerintah AS melalui National Highway Traffic Safety Administration yang mengungkapkan bahwa model mobil serta jenis truk ringan yang diproduksi pada tahun 2016 masih berada di bawah target pemerintah untuk efisiensi bahan bakar yang secara rata-rata mencapai 32,1 mil per galon.
Hasil tersebut lebih rendah dibandingkan target yang ditetapkan sebesar 32,8 mil per galon.
Proyeksi kebijakan pemerintah tersebut diperkirakan akan menciptakan perdebatan terhadap standar efisiensi bahan bakar antara para produsen otomotif dengan sejumlah institusi di bidang lingkungan.
Data lama yang terdapat di dalam web resmi untuk program Corporate Average Fuel Economy milik NHTSA menyebutkan bahwa kendaraan-kendaraan yang ada di AS telah melampaui target efisiensi bahan bakar sejak 2004 silam.
“Jika itu (data) akurat, maka data tersebut bertentangan dengan sejumlah laporan sebelumnya yang menyatakan bahwa kemampuan industri otomotif untuk memenuhi beberapa standar dan menyimpulkan bahwa hal tersebut lebih sulit untuk dilakukan,” ungkap Stephanie Brinley, seorang senior analyst di IHS Markit Ltd.
Laporan dengan dua halaman yang dirilis pada 14 Februari tersebut didasarkan pada data awal yang dikumpulkan dari para manufaktur otomotif namun belum diverifikasi.
Senior Analyst di bidang otomotif untuk Union of Concerned Scientists, Dave Cooke, melihat sejumlah kendaraan yang tahun 2016 yang telah gagal memenuhi target efisiensi bahan bakar, namun para produsen memiliki kredit yang telah dikumpulkan dari kelebihan pencapaian target di beberapa tahun sebelum untuk menutupi kekurangan tersebut.
“Data itu tidak menyatakan apa-apa tentang kemampuan mereka untuk memenuhi aturan tersebut,” jelas Cooke dalam sebuah email.
Petisi Produsen Otomotif
Sejak Pemerintahan Obama, aturan standar efisiensi bahan bakar yang diawasi oleh NHTSA telah memunculkan berbagai perdebatan berkepanjangan terkait ‘nilai’ dan menghasilkan berbagai keluhan dari para produsen otomotif yang merasa kesulitan untuk memenuhi sejumlah standar tersebut.
Sebelumnya, sebuah organisasi perdagangan industri otomotif yang mewakili sejumlah perusahaan otomotif besar di dunia seperti General Motors Co, Toyota Motor Corp., Honda Motor Co., dan Volkswagen AG, pada 21 Februari lalu secara resmi telah meminta administrator Environment Protection Agency, Scoot Pruitt, untuk mencabut keputusan Pemerintah Obama untuk meninggalkan aturan EPA guna mengurangi emisi gas rumah kaca pada 2025 mendatang.
Saat ini, sebanyak 18 perusahaan otomotif secara terpisah telah mengajukan petisi kepada Presiden Donald Trump pada 10 Februari untuk kembali mengevaluasi jangka panjang aturan EPA tersebut. Pemerintah Trump diharapkan dapat melakukan peninjauan kembali terhadap kelayakan standar gas rumah kaca EPA di periode 2022-2025 mendatang.