Bisnis.com, Jakarta — Perdana Inggris Theresa May meminta kepada General Motors kepastian tersedianya pekerjaan dalam jangka panjang untuk dua pabrik Vauxhall di Inggris.
Hal itu setelah adanya kepastian perpindahan kepemilikan pabrikan mobil Vauxhall dari General Motors (GM) kepada PSA Group Prancis pada Senin (6/3/2017) waktu setempat. Nilai kesepakatan tersebut mencapai US$2,3 miliar.
Dalam keterangan resminya, Theresa menyatakan telah meminta kepada CEO GM Marry Barra untuk menjamin ketersediaan lapangan pekerjaan di dua pabrik Vauxhaall. Pasalnya, merek tersebut dinilai memiliki posisi penting bagi Inggris.
Sementara itu, Marry Barra menyatakan pihaknya tak akan mengabaikan posisi Vauxhall sebagai merek Inggris. Pihaknya menyatakan siap menjalankan kesepakatan dan menghormati hak para tenaga kerja.
“Vauxhall akan tetap menjadi merek Inggris dan kami menjamin masalah ketenagakerjaan,” kata Marry dalam keterangan resminya pada Senin (6/3/2017)
Di sisi lain, Kepala Serikat Pekerja terbesar di Inggris Len McCluskey meminta secara khusus kepada pemerintah untuk memastikan pekerjaan mereka dalam jangka panjang. Kendati demikian, pihak pimpinan PSA Group, telah memberikan jaminan bagi para pekerja karena telah menjadi bagian dari perjanjian dengan pihak GM.
“Kami hanya ingin memastikan bahwa pemerintah tak melupakan permasalahan ini. Kami ingin pemerintah melakukan tindakan layaknya pemerintah Jerman terhadap Prancis,” ujar McCluskey.