Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Startup Otomotif China Terkendala Panjangnya Birokrasi

Perusahaan startup di sektor otomotif yang berbasis di China, Future Mobility Corporation (FMC), kini harus memikirkan kembali rencananya untuk meluncurkan model pertamanya di akhir tahun 2019 mendatang di tengah proses birokrasi pemerintah China yang panjang untuk memulai produksi mereka.
Seorang calon pembeli memeriksa mobil elektrik BYD di sebuah dealer di Beijing, China, 9 Desember 2016. /Reuters
Seorang calon pembeli memeriksa mobil elektrik BYD di sebuah dealer di Beijing, China, 9 Desember 2016. /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan startup di sektor otomotif yang berbasis di China, Future Mobility Corporation (FMC), kini harus memikirkan kembali rencananya untuk meluncurkan model pertamanya di akhir tahun 2019 mendatang di tengah proses birokrasi pemerintah China yang panjang untuk memulai produksi mereka.

Perusahaan yang didirikan oleh mantan petinggi BMW AG dan Nissan Motor Co tersebut mengungkapkan bahwa proses lisensi manufaktur akan memakan waktu setidaknya dua tahun untuk memulai produksi mereka di pabrik mereka yang bernilai US$ 1,7 miliar.

“Bahkan jika jangka waktu untuk proses lisensi meleset, ada dua pilihan yaitu menggunakan kelebihan kapasitas di pabrik milik perusahaan otomotif lainnya atau menggunakan  kontrak manufaktur,” kata Chief Executive Officer FMC Carsten Breitfeld yang meninggalkan BMW tahun lalu.

Pemerintah China memang tengah memfokuskan pada mobil bertenaga listrik sebagai prioritas utama sebagai bentuk upaya pemerintah dalam membersihkan sejumlah kota-kota yang memiliki tingkat polusi udara tinggi serta mendorong industri otomotif lokal.

Namun, meski sejumlah perusahaan startup telah menggelontorkan dana miliaran dolar untuk menanggapi rencana pemerintah tersebut, para perusahaan tersebut masih harus menghadapi kendala proses yang mendahulukan produksi skala besar.

Izin Produksi

Saat ini, tercatat telah ada perusahaan startup otomotif yang telah menerima izin produksi termasuk Chongqing Sokon Industry Group Co.

Breitfeld juga menjelaskan bahwa lini bisnis akan dimulai di segmen SUV yang akan dilanjutkan ke segmen sedan dan minivan dengan platform yang sama.

Nantinya, mobil produksinya akan dibanderol di kisaran harga US$40.000 hingga US$50.000 yang akan bersaing dengan sejumlah manufaktur lokal lainnya termasuk BYD Co.

Pihaknya juga belum merilis merek yang akan diusung untuk model hasil produksinya dan rencananya diumumkan pada pertengahan tahun ini.

Nantinya, FMC akan membangun sejumlah showroom di sejumlah pusat kota serta mengutus para sales representative untuk mendatangi rumah para konsumen dibandingkan membangun jaringan diler. Pabrik milik FMC di Nanjing diklaim memiliki kapasitas awal 150 ribu unit per tahun dan akan meningkat dua kali lipat output produksi.

Breitfeld mengungkapkan keyakinan bahwa Future Mobility akan meraup kesuksesan di tengah dukungan pemerintah China terhadap mobil ramah lingkungan.

Tidak hanya itu, pemerintah China  juga menargetkan penjualan mobil listrik sebanyak 2 juta unit per tahun pada 2020 mendatang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yusran Yunus
Editor : Rustam Agus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper