Bisnis.com, JAKARTA - Predikat sebagai produsen mobil terlaris di dunia yang telah disandang oleh Toyota Motor Corp selama empat tahun berturut-turut kini pupus karena direbut oleh Volkswagen AG.
Takluknya Toyota oleh Volkswagen, seiring dengan berbagai tantangan yang dihadapi oleh perusahaan otomotif asal Jepang ini, mulai dari ancaman pembatasan perdagangan yang diberlakukan di Amerika hingga
melemahnya permintaan di China akibat peningkatan pajak.
Berdasarkan data dari Toyota seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (30/1/2016) penjualannya di tataran global, termasuk jika ditambah dengan Hino Motors Ltd. dan Daihatsu Motor Co, hanya meningkat sebanyak 0,2% ke angka 10,175 juta unit di 2016.
Angka tersebut masih kalah dibandingkan penjualan yang ditorehkan VW yakni sebesar 10,3 juta unit untuk mobil, truk, dan bus dengan peningkatan sebesar 3,8%. Salah satu faktor utama yang menyebabakan takluknya Toyota kepada VW adalah perbedaan nasib yang dialami kedua produsen kendaraan tersebut di pasar terbesar mereka di luar negeri.
Ketika penjualan Toyota diadang perlambatan penjualan industri kendaraan di Amerika, VW diuntugkan oleh pertumbuhan penjualannua di China serta pemotongan pajak yang menstimulasi pembelian sejak 2015.
Sejak menjabat sebagai presiden secara resmi, Trump telah menarik Amerika dari kesepakatan Perdagangan Trans Pasific (Trans-Pacific Partnership/TPP), menegaskan kembali janji kampanyenya untuk melakukan negosiasi ulang terkait Perjanjian Perdagangan Bebas negara-negara Amerika Utara yang melibatkan Meksiko.
Trump juga telah melakukan pertemuan dengan para produsen mobil dan meyakinkan mereka untuk tetap berproduksi di Amerika.
Toyota berencana berinvestasi sebesar US$10 miliar di Amerika dalam lima tahun ke depan, sama seperti pelaku manufaktur lain, yang merupakan respons atas tekanan yang diberikan Trump untuk menciptakan
lapangan kerja di Amerika.
Setelah mengkritik rencana Toyota yang ingin membangun pabrik Corolla di Meksiko, pekan lalu, Trump menegur Jepang karena mengirimkan ratusan ribu mobil ke Amerika yang disebut Trump sebagai pengiriman terbesar yang pernah dia saksikan.