Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kecurangan Terungkap, Mitsubishi Khawatir Kehilangan Pelanggan

Efisiensi bahan bakar telah menjadi daya tarik penjualan untuk model minicar yang diproduksi Mitsubishi, namun kini skandal tersebut telah memancing kemarahan para pelanggan.
Ilustrasi/dealermitsubishi.com
Ilustrasi/dealermitsubishi.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Jepang akan melakukan investigasi terhadap metode pengujian kendaraan untuk menentukan langkah-langkah nyata setelah skandal Mitsubishi menguap ke publik terkait pemalsuan data efisiensi bahan bakar kendaraan dengan tujuan mendapat peringkat terbaik untuk model yang diproduksinya.

"Manipulasi yang dilakukan Mitsubishi Motors adalah masalah yang sangat serius," kata Menteri Transportasi Jepang, Keiichi Ishii kepada para wartawan setelah menghadiri rapat kabinet, Selasa, waktu Tokyo.

Presiden Mitsubishi Heavy Industries Ltd, yang merupakan pemegang saham terbesar manufaktur terbesar tersebut, Shunichi Miyanaga menyatakan kekecewaannya,"Kami harus berpikir citra brand Mitsubishi Group, tanggung jawab sosial dan akuntabilitas kinerja."

Efisiensi bahan bakar telah menjadi daya tarik penjualan untuk model minicar yang diproduksi Mitsubishi, namun kini skandal tersebut telah memancing kemarahan para pelanggan.

"Pelanggan baru adalah orang-orang yang paling khawatir. Jadi kami harus dapat menangani hal ini dengan tulus agar mereka tidak berpaling," kata Masayasu Noguchi, perwakilan kantor Mitsubishi Motor Sales, salah satu diler di pusat Tokyo.

Sementara itu, saham Mitsubishi tercatat masih menguat 4% pada pukul 13.49 di bursa Tokyo yang mendongkrak penurunan sejak 19 April menjadi 42%.

Tampaknya para produsen otomotif kini tengah berupaya untuk menguatkan brand mereka dan mempromosikan efisiensi bahan bakar dan polusi knalpot yang rendah setelah skandal emisi diesel Volkswagen AG terungkap.

Sejak itu, tim peneliti pemerintah AS telah menggerebek produsen asal Perancis PSA Group sebagai bagian dari investigasi lebih lanjut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yusran Yunus
Editor : Rustam Agus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper